Lalu kapan?
"Nanti setelah Paragames selesai. Oktober baru akan diputuskan,"kata Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid kepada Medcom.id.
Paragames merupakan ajang olahraga dua tahunan yang diadakan setelah Asian Games untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik (difabel). Sekitar seribuan unit di empat towernya telah dimodifikasi sedemikian rupa fiturnya sehingga sesuai kebutuhan para difabel.
baca juga: Rusun yang ramah difabel
Menurut Khalawi penetapan Wisma Atlet akan dibicarakan kembali dengan Kementerian Sekretaris Negara (Setneg). "Sedang kami siapkan dulu, peruntukannya nanti akan dibicarakan dengan Setneg. Namun belum diputuskan apakah rusunawi atau rusunawa," jelas Khalawi.
Jalur landai dari taman menuju lobby tower ini memudahkan akses bagi pengguna kursi roda juga mengguna alat bantu berjalan. Dimensi lift dan pintu unit rusun juga dibuat lebih lebar sehingga dapat dilalui kursi roda bermotor listrik. medcom.id/Rizkie
Wisma Atlet memang dibangun dengan konsep apartemen. Setiap unitnya seluas 36 meter persegi dan masing-masing punya dua kamar tidur. Masing-masing kamar memiliki fasilitas seperti AC, tempat bersantai (living room), dapur, serta pemanas air.
Terdiri dari 10 tower Rusun yang terdiri dari tiga tower di Blok C-2 sebanyak 1.932 unit dan tujuh tower di Blok D-10 dengan jumlah total hunian 5.494 unit. Rencananya sebagian akan dijadikan rusun dinas bagi apatur sipil di lembaga pemerintahan yang sebagian besar kantornya berada di Jakarta Pusat.
Sebagian lainnya diperuntukkan bagi masyarakat luas. Khusus untuk seribuan unit rusun yang ditempati para atlet peserta Asian Paragames 2018, peruntukannya bagi warga lanjut usia dan penyandang cacat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News