LPKR telah membaca arah pergeseran perilaku konsumen. Foto: LPKR
LPKR telah membaca arah pergeseran perilaku konsumen. Foto: LPKR

Strategi LPKR Gaet Pengunjung Mal

Rizkie Fauzian • 03 September 2025 12:45
Jakarta: Meski tren belanja daring kian meningkat, mal tetap menjadi “magnet” bagi masyarakat perkotaan. Tidak hanya sebagai tempat berbelanja, mal kini menjadi destinasi gaya hidup, hiburan, dan kuliner yang tak tergantikan.
 
Laporan terbaru Cushman & Wakefield Indonesia menunjukkan, banyak mal di Jabodetabek yang tak sekadar menambah pasokan ruang ritel, tetapi juga gencar melakukan renovasi dan menyegarkan konsep agar selaras dengan selera pengunjung masa kini.
 
Menurut Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, pasokan ritel di Jabodetabek diproyeksikan terus bertumbuh hingga akhir tahun, dengan hadirnya proyek-proyek seperti Lippo Mall East Side, Summarecon Mall Bekasi Tahap 2, dan perluasan Grand Metropolitan Mall Bekasi. 

Di kuartal kedua 2025, Jakarta telah menambah 5.000 meter persegi ruang ritel baru seiring beroperasinya Antasari Place. Kini, total pasokan kumulatif di ibu kota mencapai 4,8 juta meter persegi. Wilayah penyangga seperti Tangerang, Bogor, dan Bekasi juga ikut bergerak, dengan tambahan 96.900 meter persegi dari tiga mal baru yang langsung menyedot perhatian.
 
Tak hanya membangun baru, sejumlah mal lama juga bertransformasi. Lippo Mall Nusantara (sebelumnya Plaza Semanggi) dan Epiwalk Mall Kuningan menjadi contoh sukses bagaimana renovasi dan pembaruan konsep mampu menghidupkan kembali daya tarik pusat perbelanjaan.
 
Bagi PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), perubahan ini bukan hal mengejutkan. Sejak lama, melalui PT Lippo Malls Indonesia, LPKR telah membaca arah pergeseran perilaku konsumen.
 
Mengandalkan consumer insights, LPKR memprioritaskan penyewa yang menghadirkan pengalaman berbeda, mulai dari hiburan, rekreasi, hingga kuliner, yang memberi nilai tambah di luar sekedar berbelanja daring.
 
CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady, menyampaikan bahwa variasi kuliner menjadi salah satu elemen penting dalam transformasi pusat perbelanjaan. Untuk itu, LPKR menghadirkan kafe trendi, tempat makan santai, hingga klaster F&B premium.
 
"Tujuannya, meningkatkan jumlah dan lama kunjungan, sekaligus memperkaya pengalaman pengunjung. Strategi ini juga dibarengi dengan pengurangan ketergantungan pada hipermarket/supermarket dan peningkatan area hiburan untuk meraih segmen pelanggan lebih luas," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 September 2025.
 
 
Baca juga: Bisnis Rumah Tapak LPKR Sumbang Prapenjualan Rp2,47 Triliun

 
Dampaknya terasa di kinerja keuangan. Pada paruh pertama tahun ini, LPKR mencatat pendapatan Rp4,12 triliun, EBITDA Rp627 miliar, dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp138 miliar. 
 
Pada segmen properti, LPKR membukukan prapenjualan sebesar Rp2,47 triliun pada Semester I/2025, atau 40 persen dari target tahun ini. Kinerja ini didorong oleh permintaan berkelanjutan untuk rumah tapak terjangkau maupun premium di berbagai wilayah.
 
Rumah tapak yang menyumbang 67 persen dari total pra penjualan, yang merefleksikan minat yang kuat dari pembeli rumah pertama dan pengguna akhir. Pencapaian ini juga didukung oleh peluncuran tahap 4 Park Serpong dan pengenalan produk premium baru, yaitu Belmont Homes dan Bentley Homes.
 
Adapun segmen gaya hidup LPKR membukukan kinerja solid pada Semester I 2025 dengan pendapatan stabil sebesar Rp659 miliar. Laba kotor naik 13 persen menjadi Rp493 miliar, sementara EBITDA tumbuh 41 persen YoY menjadi Rp213 miliar, didukung oleh peningkatan sewa, pemulihan operasional yang berkelanjutan, dan optimalisasi biaya.
 
Sementara itu, secara operasional, tarif rata-rata kamar hotel naik 5 persen YoY menjadi Rp636 ribu, dan kunjungan ke mal stabil di atas 11 juta pengunjung per bulan, mencerminkan momentum pemulihan ritel yang terus berlanjut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan