Di Pulau Jawa, Surakarta lagi-lagi memimpin kenaikan harga tahunan mencapai 5,6 persen, diikuti Surabaya 3,1 persen, Semarang 2,6 persen, dan Bandung 1,4 persen. Sementara di luar Pulau Jawa, yakni Denpasar 17,5 persen, Makassar 6,7 persen dan Medan 1,7 persen.
Flash Report Rumah123 edisi Februari 2024 menunjukkan pertumbuhan tahunan indeks harga rumah seken sebesar 2,7 persen, masih lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan yang berada di level 2,57 persen.
“Ada tiga kota yang mencatatkan selisih kenaikan harga tertinggi di atas inflasi tahunan, yakni Denpasar 15,4 persen, Makassar 4,6 persen dan Surakarta 2,9 persen. Diikuti Bogor 1,9 persen dan Surabaya 0,7 persen,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Februari 2024.
Setelah Indeks Harga Rumah Seken di Denpasar konsisten berada di bawah inflasi tahunan selama 2021 sampai Kuartal III 2023, kota ini mengalami pertumbuhan harga tahunan yang sangat signifikan pada bulan November dan Desember 2023, di kisaran 20,1 persen sampai 20,7 persen, jauh berada di atas inflasi tahunan.
Hal ini beriringan dengan tren perekonomian dan pariwisata Bali yang tumbuh signifikan serta relaksasi kebijakan atau insentif terkait yang mendukung kepemilikan properti oleh Warga Negara Asing (WNA).
Baca juga: Jaksel Minggir! Tangerang Paling Populer Dibidik Pencari Rumah |
Seluruh area di Denpasar berpotensi menyasar pasar menengah, menengah-atas, dengan peminatan yang tinggi untuk rentang harga properti di kisaran Rp400 juta-Rp3 miliar.
Sementara di Makassar, meskipun pertumbuhan indeks harga rumah seken selama tahun 2023 cenderung fluktuatif, trennya terus bergerak naik. Jika dibandingkan, pertumbuhan tahunan indeks harga rumah seken kota ini cukup konsisten mengungguli inflasi tahunan.
Faktor utama yang paling mempengaruhi permintaan di Makassar, yakni jangkauan pusat kota, fasilitas publik dan komersial serta pengembangan berskala besar oleh pengembang terkemuka yang semakin membuat kawasan sekitar lebih populer.
Di sisi lain, Surakarta telah mengalami peningkatan permintaan rumah sejak awal tahun 2023, dengan pertumbuhan permintaan rumah yang dijual sebesar 49,1 persen dan rumah yang disewa sebesar 55,3 persen secara year-to-date.
Pada akhir 2023, juga terjadi peningkatan harga properti yang signifikan di Surakarta, mencapai 8,3 persen. Kenaikan harga hunian ini terlihat dalam pertumbuhan median harga rumah dalam dua rentang ukuran.
Pertama, rentang ukuran di bawah 60 meter persegi sebesar 16,3 persen dengan median harga Rp465 juta. Kedua, rentang ukuran 61-90 meter persegi sebesar 18 persen dengan median harga Rp590 juta.
Kondisi ini membuat Surakarta menjadi pasar menarik bagi pembeli rumah dari kalangan kelas menengah dan menengah-bawah yang mencari hunian dengan ukuran bangunan yang relatif kecil.
“Dukungan dari perkembangan infrastruktur yang semakin baik, dipadukan dengan kebijakan serta insentif pemerintah baru-baru ini yang bertujuan memperkuat sektor properti, menjadi faktor krusial yang memperkaya prospek ke depan ketiga kota tersebut.
"Kota-kota tersebut menjadi pilihan yang menarik dan menjanjikan bagi para investor maupun pembeli properti yang mencari peluang pertumbuhan aset investasi jangka panjang,” jelas Marisa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News