Monumen Nasional (Monas) dibangun pada 17 Agustus 1975. Foto: MI/Susanto
Monumen Nasional (Monas) dibangun pada 17 Agustus 1975. Foto: MI/Susanto

Jejak Arsitektur Sang Proklamator

Rizkie Fauzian • 17 Agustus 2021 14:58
Jakarta: Sebutan Bapak Proklamator Republik Indonesia yang disematkan kepada Soekarno tak perlu diragukan. Melalui semangatnya, Bung Karno, sapaan Ir. Soekarno, mampu mengobarkan semangat rakyat.
 
Bung Karno banyak dikagumi karena kelihaiannya dalam berkomunikasi. Bung Karno dikenal pandai berorasi hingga mendapat julukan Singa Podium. Tak hanya itu, Bung Karno juga pandai merancang bangunan.
 
Presiden Pertama tersebut merupakan seorang arsitek yang mewariskan jejak karyanya dalam berbagai bangunan. Tak mengherankan, karena dirinya merupakan lulusan Teknik Sipil jurusan Pengairan (Waterbouwkunde) dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
 
Hal itu terungkap dalam diskusi virtual bertema 'Bung Karno Sang Arsitek' yang dipandu oleh sejarawan Bonnie Triyana, dikutip Medcom Selasa, 17 Agustus 2021.
 
Arsitek dan Pengajar Universitas Pancasila Yuke Ardhiati menuturkan dalam sebuah diskusi, karya-karya arsitektur Bung Karno dibuat ketika masih menjadi mahasiswa.

"Seorang profesor di ITB kemudian mengenali bakat Bung Karno dalam menggambar, sehingga diminta agar bersedia menjadi asisten dengan tugas semacam draftman sejumlah proyek arsitektur," jelasnya dalam diskusi virtual bertema 'Bung Karno Sang Arsitek', Selasa, 2 Juni 2020 lalu.
 
 

Mendirikan biro arsitek

Menurut Yuke, ada seorang profesor bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker yang dikenal sebagai arsitek Villa Isola dan Hotel Preanger di Bandung, Jawa Barat. 
 
Salah satu rumah yang terkenal menjadi karya keduanya adalah rumah Red Tulip. Dalam buku "Bung Karno Sang Arsitek" yang ditulis Yuke, Red Tulip mampu menyiratkan spirit pada zamannya.
 
Pada 1926, Bung Karno mendirikan biro arsitek dan bermitra dengan Ir. Anwari, Roosseno Soerjohadikoesoemo yang dikenal merupakan Bapak Beton Indonesia, sebagai biro konsultan arsitektur. 
 
Di tengah perjuangan kemerdekaan Indonesia, Soekarno banyak mengerjakan ide arsitektur, sementara Rooseno yang melaksanakan konstruksinya.
 
Ketika menjadi presiden Indonesia, berbagai bangunan historis negara dibangun dan bertahan hingga kini. Bung Karno banyak mempekerjakan arsitek dalam negeri sendiri dalam mewujudkan ide-idenya atas berbagai bangunan publik Indonesia. 
 
Salah satunya adalah Sudarsono, arsitek yang memvisualisasikan ide Bung Karno tentang Tugu Monas di Jakarta. Bung Karno kerap memanfaatkan acara sarapan pagi untuk berdiskusi dengan para arsitek.
 
Yuke menemukan, berbagai bangunan publik yang dibangun di masa kepemimpinan Bung Karno, merupakan ide awal langsung dari sang presiden sendiri. Ketika Tugu Monas dibangun, Bung Karno tiba-tiba meminta agar ditambah 10 meter menjadi 132 meter.
 

Karya arsitektur Bung Karno

Tak terhitung banyaknya hasil karya Soekarno maupun kolaborasinya dengan arsitek yang hingga kini masih ada. Meski tak merancang langsung, namun ide-idenya disalurkan melalui arsitek dan seniman saat itu.
 
Bangunan itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di wilayah saat Soekarno dibuang oleh penjajah.
 
Di Jakarta misalnya, salah satu landmark paling terkenal yakni Monumen Nasional (Monas) dibangun pada 17 Agustus 1975.
 
Monas dikerjakan oleh arsitek Frederich Silaban, dalam prosesnya pengerjaan dia mendapat banyak revisi dari Bung Karno hingga ke urusan karya seni. 
 
Hingga akhirnya R.M Soedarsono ditunjuk untuk menyempurnakan rancangan awal dan merealisasikan berbagai ide yang diinginkan Bung Karno.
 
Selain itu, Masjid Istiqlal. Masjid terbesar di Asia Tenggara ini dibangun pada 24 Agustus 1951 oleh arsitek Frederich Silaban dan ide-ide dari Bung Karno.
 
Wisma Nusantara di Bundaran Hotel Indonesia merupakan gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Hotel Indonesia yang dibangun untuk menyambut Asian Games IV pada 1962.
 
Tak hanya itu, ada juga monumen Pembebasan Irian Barat, patung Dirgantara, hingga patung Selamat datang. Karya lainnya dicurahkan dalam relief-relief di beberapa hotel seperti Samudra Beach Hotel Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan