Ilustrasi. MI/Seno
Ilustrasi. MI/Seno (Media Indonesia)

Editorial Media Indonesia

Ramai-Ramai Hijrah ke Negeri Singa

Media Indonesia • 14 Juli 2023 05:35
RIBUAN warga negara Indonesia (WNI) setiap tahunnya memilih beralih kewarganegaraan ke negeri jiran Singapura. Mereka adalah anak bangsa berpendidikan tinggi berusia produktif. Dengan kata lain, Ibu Pertiwi telah kehilangan ribuan anak muda yang berpotensi menjadi pemimpin masa depan bangsa ini.
 
Meski memiliki luas wilayah hanya sedikit lebih besar daripada DKI Jakarta, Singapura secara sistematis memberikan daya tarik bagi para pemuda, mulai dari menyebarkan undangan hingga menawarkan beasiswa bagi siswa cerdas untuk bersekolah. Fasilitas tersebut tentunya tidak cuma-cuma. Bantuan bagi pemuda cerdas itu memiliki embel-embel kewajiban bekerja di Singapura setelah kelulusan. Selanjutnya mereka akan ditawari untuk menjadi warga negara. Selain itu, ada pula yang beralih kewarganegaraan lantaran faktor pernikahan dan pekerjaan.
 
Beralihnya ribuan WNI tersebut telah menjadi realitas. Pemerintah pun berencana mengeluarkan strategi balasan berupa penerbitan golden talent visa untuk menjadi faktor penarik bagi talenta terbaik dari seluruh dunia agar berkontribusi bagi Indonesia.
 
Visa berbasis kemampuan itu akan diberikan kepada warga negara asing dengan keahlian atau keterampilan yang mumpuni untuk berkontribusi terhadap perekonomian dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Pemberian visa tersebut antara lain akan bisa berlaku bagi lulusan 100 universitas terbaik dunia dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,5 dan dibuktikan dengan ijazah. Selain itu, tenaga ahli besertifikasi. Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim juga memaparkan ada 3.912 WNI yang beralih status menjadi warga negara (WN) Singapura sepanjang 2019-2022. Silmy mengatakan, dengan jumlah tersebut, rata-rata WNI yang beralih jadi WN Singapura ialah 1.000 orang per tahun. Dia pun berencana menerbitkan golden talent visa agar Indonesia bisa merekrut sumber daya manusia yang produktif dan potensial dari seluruh dunia.
 
Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo mengungkapkan fenomena tersebut tidak terlepas dari globalisasi, terkhusus di ASEAN. Pasalnya, di sisi lain, tidak sedikit juga warga negara Singapura yang memilih menjadi WNI.
 
Singapura memberikan daya tarik bagi anak muda Indonesia, seperti gaji yang bisa menutupi biaya dan standar hidup tinggi. Mengacu pada situs komparasi gaji dan portal karier, Salary Explorer, rata-rata gaji di Indonesia ialah Rp12,1 juta, dengan kisaran gaji terendah Rp3 juta dan gaji tertinggi Rp54 juta. Adapun di Singapura, rata-rata gaji mencapai Rp94 juta dengan rentang gaji terendah Rp24 juta dan gaji tertinggi lebih dari Rp420 juta.
 
Singapura telah tergolong sebagai negara maju dan memiliki pendapatan per kapita tertinggi di ASEAN. Bila diperbandingkan, pendapatan per kapita Indonesia belum mencapai 10% dari Singapura. Belum lagi, masih jutaan penduduk Indonesia yang masuk kategori miskin ekstrem. Kemudian, Singapura sempat didaulat sebagai salah satu negara teraman di dunia.
 
‘Negeri Singa’ juga menjadi negara yang memiliki pelayanan kesehatan terbaik di Asia Tenggara. Pada 14 Juni, Presiden Joko Widodo sempat mengeluhkan fenomena sekitar 1 juta WNI yang memilih berobat ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Jepang. Walhasil, Indonesia pun kehilangan devisa sekitar Rp170 triliun lantaran orang-orang memilih berobat ke luar negeri.
 
Berdasarkan keyakinan Presiden, kualitas dan kemampuan dokter Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan tenaga kesehatan negara asing, kendati mengakui bahwa negara asing unggul dalam kecanggihan alat kesehatan.
 
Yang jadi persoalan, seperti pernah disebutkan sejumlah filsuf, manusia pada dasarnya adalah makhluk ekonomi. Manusia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan secara rasional untuk meraih keuntungan. Bagi manusia rasional, daya tarik yang diberikan oleh Singapura adalah sebuah pilihan paling masuk akal. Sebagai makhluk ekonomi, anak muda tentu memilih untuk meniti penghidupan di negara yang mampu memberikan penghidupan lebih baik. Jadi, tantangan bagi pemerintah ialah memunculkan daya tarik bagi WNI untuk memilih bertahan di Tanah Air.
 
Adanya rencana pemberian kemudahan bagi warga negara asing jangan sampai menomorduakan putra-putri Ibu Pertiwi. Jika dibiarkan, Indonesia akan kehilangan generasi produktif dan berkualitas. Pemerintah harus hadir dan mampu menarik para diaspora asal Indonesia dengan cara memberikan kehidupan dan penghidupan yang setimpal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar wni Singapura Sumber Daya Manusia

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif