BERAGAM upaya untuk menyehatkannya terus dilakukan, dan hasilnya mulai menunjukkan tanda-tanda positif.
Ekonomi dan pandemi covid-19 memang berkelindan. Akibat pandemi, perekonomian kita babak belur. Akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi negeri ini mengalami kontraksi cukup dalam. Akibat pandemi, kita diterpa resesi ekonomi terburuk sejak resesi 1998.
Pandemi covid-19 juga telah membuat perekonomian dunia berdarah-darah. Bahkan, wabah yang telah merenggut jutaan nyawa penduduk bumi itu menyebabkan krisis global terburuk dalam seabad terakhir.
Namun, badai tidak akan selamanya menerpa. Badai bernama pandemi covid-19 itu pun mulai memperlihatkan pertanda akan berlalu seiring dengan kerja keras kita untuk menjinakkannya.
Beragam jurus yang dilancarkan pemerintah, termasuk vaksinasi, mulai menunjukkan hasil. Secara teoretis, dengan vaksinasi orang akan kebal dari serangan virus korona varian baru atau covid-19. Dari hitung-hitungan medis, semakin banyak orang yang divaksin akan menghasilkan kekebalan komunal.
Untuk Indonesia, paling tidak 181,5 juta lebih penduduk harus divaksin demi tercapainya herd immunity. Dengan begitu, covid-19 tak akan lagi berdaya, kita bisa kembali sehat dan hidup normal, yang ujung-ujungnya bakal menyehatkan perekonomian pula.
Ketika masih di tahap awal dengan sasaran kurang dari 10 juta orang saja, vaksinasi sudah mampu memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi. Optimisme dari para pihak bahwa perekonomian Indonesia yang sudah dalam tren membaik akan semakin membaik terus menguat.
Tren membaik itu sudah terlihat sejak kuartal IV 2020 ketika Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level minus 2,19% secara year on year. Meski masih terkontraksi, ia lebih baik ketimbang negara-negara tetangga.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2021 kian bagus kendati masih di rentang minus 1% hingga minus 0,1%. Perekonomian akan semakin bagus sejalan dengan program vaksinasi yang kian gencar dan masif.
Sepaham dengan Menteri Keuangan, Bank Indonesia juga yakin perbaikan ekonomi domestik akan berlanjut dengan didorong oleh beberapa faktor, salah satunya vaksinasi. Vaksinasi pula yang memicu pemulihan ekonomi dunia, yang tentu saja akan berdampak baik bagi Indonesia.
Pada konteks itulah kita mengapresiasi dan mendukung kegigihan pemerintah memvaksinasi masyarakat secepat dan sebanyak mungkin. Kita paham, upaya itu tidak mudah karena situasinya amat tidak gampang.
Untuk mendapatkan vaksin, misalnya, kita berebut dengan hampir semua negara di dunia. Jumlah yang divaksin juga sangat banyak dengan sebaran yang menyulitkan karena kondisi geografis negara kita.
Namun, kita percaya, pemerintah akan sanggup menunaikan kewajibannya.
Kehadiran Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi covid-19 di Kecamatan Kao, Halmahera Utara, Maluku Utara, pada Rabu, 24 Maret 2021, juga sangat tepat untuk memastikan bahwa vaksin bisa dinikmati oleh seluruh rakyat di mana pun berada.
Vaksinasi memang harus menyasar tidak hanya orang-orang di kota-kota, tetapi juga warga di pelosok-pelosok. Sama halnya di komunitas global, semua negara harus memiliki peluang yang sama untuk mengakses vaksin covid-19. Di era globalisasi yang tak lagi ada batas antarnegara, kegagalan sebuah negara saja untuk memvaksinasi rakyatnya bisa merusak akselerasi dan output vaksinasi global.
Berulang kali melalui forum ini kita mengingatkan bahwa vaksinasi adalah kunci untuk mengatasi pandemi bersama ikhtiar lain seperti mematuhi protokol kesehatan. Semakin cepat vaksinasi dituntaskan, semakin cepat pula bangsa ini pulih dari krisis kesehatan dan ekonomi. Dan, bukan hanya pemerintah, tugas untuk memastikan itu juga berada di pundak kita, seluruh rakyat Indonesia.
*Editorial Media Indonesia edisi Jumat, 26 Maret 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di
