M Tata Taufik, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash, Kuningan, Jawa Barat.
M Tata Taufik, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash, Kuningan, Jawa Barat. (M Tata Taufik)

M Tata Taufik

Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash, Kuningan, Jawa Barat

Modifikasi Suara

M Tata Taufik • 12 September 2023 14:26
SEORANG pemilik toko oleh-oleh mengeluh tidak bisa istirahat karena gangguan klakson bus telolet versi terbaru dengan durasi yang lebih Panjang. Pedagang yang tinggal di toko berukuran 5x5 meter itu mengaku sangat terganggu dan tidak bisa istirahat.
 
Pada 9 September lalu kami mengalami langsung gangguan tersebut. Gangguan datang saat sedang berbincang serius di salah satu rumah makan di Tegal, Jawa Tengah, bersama rekan-rekan. Sekonyong-konyong masuk bus pariwisata membunyikan klakson kebanggaannya. Tentu saja perbincangan kami terhenti karena terkalahkan kebisingan suara. Setelah terhenti, lantas terdengar lagi dari bus lain dengan klakson yang sama nyaringnya.
 
Fenomena modifikasi klakson ini muncul sekitar 2016. Seolah, negeri ini keranjingan klakson bus telolet. Selang beberapa tahun, sekitar awal 2020, muncul lagi tren modifikasi knalpot truk. Suara truk jadi meraung-raung bagaikan serine ambulan.
 
Kini, pada 2023, klakson telolet muncul lagi dengan nyanyian yang bervariasi dan durasi lebih panjang. Rupanya kreativitas anak bangsa yang dikenal sangat kreatif dalam memodifikasi suara, terus berlanjut. Dari knalpot racing sepeda motor, knalpot truk dan bus, hingga klakson telolet. Berkaitan dengan hal di atas, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) merilis kota paling bising di dunia. Dhaka (Bangladesh) adalah kota paling berisik di dunia dengan kebisingan mencapai 119 desibel (dB). Posisi kedua dan ketiga kota paling berisik yaitu Moradabad (India) dengan 114 dB dan Islamabad (Pakistan) dengan 105 dB.
 
Pada suatu pertemuan dengan tamu asal Malaysia, dia bercerita tentang kebisingan kota di dunia. Setelah berbicara tentang kemacetan di Jakarta, ia menyampaikan bahwa kota yang paling bising soal knalpot, klakson, serta debu adalah Dhaka. Klop dengan hasil laporan UNEP.
 
Bangkok yang menempati posisi ke-9 kota terbising, saat ini hampir tak terdengar suara klakson. Seorang kawan menceritakan saat ini, di ibukota Thailand tersebut, kendaraan tidak boleh membunyikan klakson. Alhasil, selama kurang lebih tiga hari berada di kota tersebut, penulis hanya mendengar tiga kali suara klakson. Namun, suara knalpot bising masih terdengar dari tuk-tuk model kendaraan roda tiga yang banyak beroperasi dengan knalpot yang dimodifikasi.
 
Celakanya, tradisi membunyikan klakson dan knalpot di negara kita justru menjadi kebanggaan atau ekspresi pengungkapan diri. Atau boleh juga hanya bercanda di jalanan.
 
Ini terlihat misalnya ketika kita memasuki terowongan di jalan tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) ruas Cililitan yang cukup panjang. Sering kali terdengar parade klakson yang dibunyikan para pengemudi. Biasanya dimulai dengan kendaraan besar seperti bus atau truk.
 
Sementara di negara lain, kalau diberi klakson dari belakang yang bukan pada tempatnya, mereka akan merasa kesal seraya berkomentar “I am not on your way.
 
Kita boleh iri dengan beberapa kota yang hening dari suara kebisingan lalu lintas. Sudah saatnya semua pihak menyadari keadaan ini, termasuk pihak yang berwenang berusaha untuk menertibkannya.
 
Menarik disimak waktu kemunculan tren suara klakson telolet itu. Tren klakson telolet pada 2016 berdekatan dengan penyelenggaraan Pemilu 2019. Tren modifikasi telolet versi baru di tahun 2023 ini pun menjelang Pemilu 2024.
 
Entah kebetulan atau penafsiran penulis yang berlebihan, jangan-jangan klakson telolet ini memberikan sinyal peringatan agar kita waspada terhadap tradisi modifikasi suara. Maksudnya, tradisi modifikasi suara ini jangan sampai menular kepada kegiatan pemungutan suara yang merupakan pesta demokrasi di negara kita.
 
Momen yang menentukan laju kebangkitan bangsa ini diharapkan tidak ternodai oleh kebisingan “suara” yang dimodifikasi. Kebisingan suara hanya akan mengganggu keharmonisan dan kenyamanan bernegara sebagaimana lalu lintas di jalan yang tercemari oleh ulah sebagian orang yang memodifikasi suara knalpot atau klakson kendaraannya.
 
Cukuplah pengalaman pahit kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 yang lalu saat bentrok antara massa dengan aparat di sejumlah titik sekitar Sarinah, Tanah Abang, dan Sabang, menjadi sejarah yang tidak perlu terulang lagi. Tentu saja pihak-pihak yang berkompetisi serta penyelenggara pemungutan suara, dalam hal ini KPU dan Bawaslu beserta timnya, berusaha mewujudkan pemilu yang nyaman. Tutup serapat mungkin tindakan yang bisa dicurigai adanya modifikasi suara oleh pendukung peserta kompetisi.[]
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar Kota Suara Klakson Knalpot

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif