Kopenhagen, Denmark. Foto: Unplash/Nick Karvounis

Jakarta Naik Peringkat! Simak 20 Kota Paling Layak Huni di Dunia 2025

Annisa ayu artanti • 12 September 2025 13:31

Jakarta: Setiap tahun, Economist Intelligence Unit (EIU) merilis Global Liveability Index, laporan bergengsi yang menilai kualitas hidup di berbagai kota di dunia.

Laporan edisi 2025 kembali menghadirkan daftar kota terbaik untuk ditempati, berdasarkan evaluasi 173 kota dengan 30 indikator, mulai dari stabilitas, layanan kesehatan, budaya, pendidikan, hingga infrastruktur.

Kopenhagen jadi kota terbaik di dunia 2025

Tahun ini, posisi pertama tidak lagi ditempati Wina. Kopenhagen, Denmark, berhasil merebut gelar kota paling layak huni di dunia 2025. Kota ini meraih skor nyaris sempurna, dengan nilai 100 di tiga kategori: stabilitas, pendidikan, dan infrastruktur.

Sementara itu, Wina harus puas turun ke peringkat kedua, berbagi posisi dengan Zurich, Swiss. Menurut laporan EIU, turunnya peringkat Wina dipicu oleh ancaman terorisme yang terjadi pada 2024 dan 2025, mulai dari ancaman bom hingga serangan yang digagalkan di stasiun kereta api.

“Eropa Barat tetap menjadi wilayah dengan performa terbaik dalam hal kualitas hidup, dengan meraih skor tertinggi di empat dari lima kategori,” tulis laporan EIU diutip darilaman Forbes, Jumat, 12 September 2025.

Asia-Pasifik dominasi 20 besar

Selain Eropa Barat, kawasan Asia-Pasifik juga mendominasi daftar tahun ini dengan sembilan kota di posisi 20 besar. Melbourne, Australia, menjadi kota terbaik di kawasan dengan menempati peringkat keempat.

Namun, kontrasnya cukup tajam karena Dhaka, Bangladesh, berada di peringkat 171, termasuk kota paling tidak layak huni akibat gejolak politik yang melanda pada 2024.

Di sisi lain, kabar baik datang dari Indonesia. Jakarta berhasil naik dari posisi 142 ke 132, menunjukkan peningkatan signifikan meski masih jauh dari daftar 20 besar.

Amerika Serikat masih tertinggal

Kota-kota besar di Amerika Serikat mencatat hasil kurang memuaskan. New York hanya berada di peringkat 69, sedangkan Los Angeles di posisi 57. Masalah klasik seperti infrastruktur dan stabilitas menjadi penyebab utama.

“Undang-undang pengendalian senjata yang lemah menyebabkan kejahatan seringkali bersifat kekerasan dan fatal, serta merusak kohesi sosial," tulis laporan itu.

Meski begitu, ada perbaikan pada beberapa kota, seperti Miami yang naik ke peringkat 44. Namun, kenaikan ini lebih karena kota-kota lain mengalami penurunan.

Peningkatan signifikan di Timur Tengah

Salah satu catatan menarik datang dari Al Khobar, Arab Saudi, yang naik 13 peringkat berkat investasi besar dalam layanan kesehatan dan pendidikan melalui program Visi 2030.

Hal serupa juga terlihat di Bangkok dan Jakarta yang mengalami kenaikan peringkat, menunjukkan perbaikan infrastruktur dan layanan publik di kawasan Asia.