Faktor Mahfud MD bagi Ganjar Pranowo, Gibaran untuk Prabowo dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) untuk Anies Baswedan. Para Cawapres kali ini memiliki relevansi yang unik dan menjadi faktor menentukan.
Cawapres Penentu
Merujuk rilis hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada Januari 2024, Cak Imin menjadi Cawapres paling tinggi dampak elektabilitasnya bagi pasangannya dibanding Cawapres lainnya. Cak Imin secara pribadi memberi dampak elektabilitas sebanyak 2,4 persen. Elektabilitas Gibran secara pribadi bagi Prabowo hanya menyumbang 0,8 persen. Sementara untuk Mahfud MD berlaku sebaliknya — Mahfud MD menurunkan elektabilitas Ganjar cukup tajam yakni sebesar 3,4 persen. Mudah dipahami kenapa Cak Imin menjadi faktor menentukan. Sebab sejak awal Cak Imin adalah “Cawapres ideal” Anies. Di banding Gibran dan Mahfud MD, dua nama terakhir memang bukan cawapres ideal bagi Prabowo mau pun Ganjar—kedunya bukan pilihan pertama.
Merujuk hasil survei IPSOS Public Affairs yang dilakukan pada 1-10 Oktober 2023 di 34 provinsi, saat itu hanya Cak Imin yang memiliki nilai tertinggi bagi pasangannya. Cak Imin bagi Anies memilki nilai dukungan publik 37,60 persen. Mahfud MD bagi Ganjar hanya dinilai 15,35 persen—publik lebih ingin Ridwan Kamil dengan dukungan 19,69 persen mendampingi Ganjar. Sementara Gibran untuk Prabowo hanya berada di posisi ke 5 dengan 5,58 persen. Posisi pertama pasangan untuk Prabowo dalam survei itu adalah Erick Tohir yang didukung publik 24,86 persen.
Setidaknya sampai Januari 2024 ini, survei IPSOS terbukti relevan, Cak Imin memberi dampak paling signifikan bagi Anies dan mendongkrak elektabilitas pasangan AMIN ke angka 34,5 persen sehingga hanya berselisih 7,9 persen dari elektabilitas Prabowo-Gibran yang saat ini tertinggi yaitu 42,3 persen.
Skenario Dua Putaran
Selain fakta Cak Imin sejak awal merupakan cawapres paling ideal bagi Anies, dan saat ini nilai elektabilitasnya paling kontributif dibanding para cawapres lainnya. Ada fakta lain yang menarik dan bisa membulatkan keyakinan sebagian publik bahwa pemilu tampaknya akan berlangsung dua putaran.
Fakta menarik lain selain kemungkinan kecil paslon Prabowo-Gibran bisa meraih elektabilitas di atas 50 persen adalah: tingkat keyakinan dan loyalitas pemilih masing-masing paslon: hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan meski paslon AMIN berada di posisi kedua dengan elektabilitas 34,5 persen, tetapi memiliki 34,2 persen responden mengaku sangat yakin kepada AMIN dan tidak akan mengubah pilihannya sampai pencoblosan. Bagi Prabowo-Gibran meski memiliki elektabilitas paling tinggi yaitu 42,3 persen tetapi hanya 22,3 persen yang mengaku sangat yakin terhadap paslon nomor urut 2 ini. Sementara Ganjar-Mahfud dari perolehan 21,5 persen, responden yang mengaku sangat yakin 26,1 persen.
Baca juga: Keniscayaan Pilpres Dua Putaran |
Jika melihat 6 bulan lalu, di mana paslon AMIN selalu dengan elektabilitas paling rendah, konstelasi dan peluang pemilu kali ini akan berlangsung dua putaran terasa relevan. Selisih jarak elektabilitas AMIN dan Prabowo-Gibransaat ini hanya terpaut 7,9 persen. Sementara itu, meski Ganjar-Mahfud saat ini di posisi elektabiltas terbawah dengan 21,5 persen tetapi dalam 6 bulan sebelumnya selalu memiliki elektabilitas tinggi.Elektabilitas Ganjar pada Agustus 2023 lalu adalah yang tertinggi, mencapai 34,1 persen (Litbang Kompas, 2023).
Dalam waktu sebulan ke depan elektabilitas semua paslon akan dinamis karena banyak faktor. Tetapi menarik menakar faktor Cak Imin dan PKB dalam wacana skenario pemilu dua putaran. Bahkan jika bukan AMIN yang masuk ke putaran kedua—paslon ini akan tetap memiliki daya menentukan terutama peta koalisi penentu pemenang finalnya.
Tentu saja Anies Baswedan akan sangat berdampak bagi pertimbangan publik mengingat sosoknya sebagai “pemimpin perubahan”. Gagasan perubahan yang diusung Anies sejak awal kampanye terbukti menemukan idealisasi dalam imajinasi publik atas kepemimpinan baru paska Jokowi nanti. Selain itu Anies melalui arena debat capres tampaknya berhasil mengambil hati pemilih Gen Z minimal 10 persen.
Faktor Cak Imin
Di sisi lain, faktor Cak Imin akan sangat menentukan karena kapasitasnya sebagai ketua umum partai. Sebagai cawapres, Cak Imin adalah satu-satunya cawapres yang berstatus pemimpin atau Ketum partai.
PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) yang dipimpin Cak Imin, sejak 2022 menjadi partai dengan loyalitas pemilih paling kuat yaitu 78,4 persen—disusul PKS yang memiliki loyalitas pemilih 75 persen dan PDIP dengan 71,3 persen. Tidak hanya itu, porsi pemilih PKB yang masuk kategori pemilih juga tercatat paling tinggi di antara partai besar lainnya yakni sekitar 63,6 persen, diikuti PDI-P 58,9 persen.
Faktor ke-Nu-an Cak Imin juga menjadi kunci. Di basis wilayah NU terkuat yaitu Jawa Timur, nama Cak Imin selalu menjadi penting dan kuat. Tingkat pengenalan terhadap Cak Imin sendiri— saat itu belum merupakan cawapres — bagi simpatisan PKB padapemilu 2024 mencapai 55,4 persen. Dari seluruh responden yang mengaku mengenal sosok Cak Imin tersebut, tercatat sebanyak 71,2 persenyang “menyukai” sosoknya. (Survei Litbang Kompas, 2022) Jawa Timur — dan Jawa Barat — kerap berstatus sebagai provinsi menentukan hasil akhir pemilu mengingat jumlah pemilih dan memperhitungkan JawaTimur sebagai basisnahdliyin.
Merujuk hasil survei PolMark pada Maret 2023 lalu, elektabilitas Cak Imin di Jawa Timur saat itu melejit mengungguli Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD. Di Jawa Timur, Cak Imin meraup perolehan suara hingga 11,5 persen atau di posisi ketiga setelah Ganjar dan Prabowo. Tetapi, suara Cak Imin melampaui Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (5,8%) dan nama-nama populer lain seperti Anies Baswedan (6,5 %), Ridwan Kamil (1,9%), AHY (1,8%), Puan Maharani (1,5%), Erick Thohir (1,1%) dan Mahfud MD (1,1%).
Baca juga:Politik Dinasti ala Jokowi |
Apa artinya? Pertama, dengan merosotnya elektabilitas paslon Ganjar-Mahfud dan naiknya elektabilitas AMIN, kedua paslon ini punya peluang sama besar untuk menjadi penantang Prabowo-Gibran di putaran kedua pemilu sebagai paslon dengan elektabilitas tertinggi sekarang ini. Kedua, siapa pun dari AMIN atau Ganjar-Mahfud yang lolos ke putaran kedua, kedua paslon dipastikan memiliki semua prasyarat untuk berkoalisi dan jika koalisi dua paslon untuk bulat dan solid, bukan tak mungkin akan memenangi pemilu 2024.
Hanya jika kedua paslon itu terpecah karena salah satunya berkoalisi dengan paslon Prabowo-Gibran, dipastikan paslon 03 berpeluang besar memenangi pertarungan pemilu 2024 ini. Semua skenario masih akan dinamis, tetapi sekali lagi di tengah percaturan dan sengkarut afiliasi lintas partai dan kepentingan, ada nama Cak Imin patut ditimbang sebagai faktor penentu.
Catatanya, meski menjadi “Sang Penentu” Cak Imin juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan “Perubahan” yang diusung bersama Anies Baswedan tidak akan bermakna kosong: ada pertaruhan persatuan dan keutuhan bangsa, ada tanggung jawab kesejahteraan dan pijakan kebijakan ekonomi yang harus fokus pada ideologi kerakyatan, dan tonggak pondasi lompatan kesejehteraan kelompok termiskin khususnya di pedesaan yang harus dikedepankan mengingat selama ini mereka ditinggalkan dan diabaikan. Waktu akan menunjukkan dengan gamblang takdir politik penerus politik Gus Dur ini.
Hal yang pasti kita semua harapkan pada akhirnya, agar keutuhan bangsa ini tidak terberai oleh agenda praktis kekuasaan—agar semua pihak memegang teguh nilai luhur seperti dicanangkan tokoh penting demokrasi kita, Gus Dur: tidak boleh dan tidak seharusnya ada yang pantas mengorbankan kemanusiaan dan cita-cita luhur persatuan bangsa di atas kekuasaan.
*) Sabiq Carebesth,Kolomnis—Analis Kebijakan Publik di Rumah Politik Kesejahteraan (RPK).