AFP: Taiwan adalah negara yang sukses mengendalikan kasus covid-19 dengan menggunakan teknologi dan mahadata,
AFP: Taiwan adalah negara yang sukses mengendalikan kasus covid-19 dengan menggunakan teknologi dan mahadata, (Budi Wiweko)

Budi Wiweko

Guru Besar FKUI

Pengendalian Infeksi Covid-19 Berbasis Mahadata

Budi Wiweko • 28 Mei 2020 10:30
SAAT ini terdapat lebih dari 23.851 kasus covid-19 di seluruh Indonesia, dengan 1.473 kasus kematian. Sebagai negara terluas dan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara, mengendalikan jumlah kasus covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah.
 
Berbagai upaya telah banyak dikerjakan pemerintah dengan fokus pada tindakan pencegahan seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diawali pelaksanaannya di Jakarta pada tanggal 10 April 2020.
 
Di samping itu, penapisan massal digelar di banyak kota besar dengan total jumlah pemeriksaan mencapai ratusan ribu. Berdasarkan data, kita melihat jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 49.942, sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 12.667 di Indonesia.
 
Negara Taiwan yang berjarak hanya 130 km dari Cina, mampu menghindarkan diri untuk menjadi episentrum covid-19 dengan berbekal sistem kesehatan berbasis maha data. Ketika kasus Covid 19 pertama terjadi di Wuhan pada bulan Desember 2019, saat itu adalah menjelang tahun baru Cina, ketika hampir semua penduduk kedua negara lazimnya melakukan perjalanan pulang kampung.


Saat itu pemerintah Taiwan dengan cepat segera mengintegrasikan mahadata asuransi nasional ke dalam sistem imigrasi dan bea cukai. Data ini kemudian digunakan untuk pemetaan populasi berisiko berdasarkan gejala, keluhan serta riwayat asal perjalanan.


Deklarasi imigrasi dapat disiapkan menggunakan telepon genggam serta berbasis teknologi QR code scanning dan registrasi online. Hal itu memudahkan pemerintah Taiwan untuk mengelompokkan masyarakat yang baru kembali dari perjalanan, yang terbagi ke dalam kelompok risiko tinggi dan risiko rendah . Kelompok masyarakat berisiko tinggi segera dilakukan karantina yang difasilitasi pemerintah Taiwan selama 14 hari. Sebaliknya pada kelompok risiko rendah, pemerintah Taiwan secara rutin mengirimkan notifikasi melalui telepon genggamnya masing-masing.
 
Mereka diingatkan untuk memantau kesehatan serta melaporkan kepada nomor kontak nasional 1922, bila kondisinya memburuk atau ada gejala lain terkait covid-19. Semua proses ini dilakukan di bawah pemantauan ketat pemerintah, dengan meyakinkan bahwa mereka semua melakukan karantina mandiri di rumah berdasarkan posisi telepon genggamnya masing-masing.
 
Penapisan massal
 
Di samping melakukan identifikasi kelompok berisiko, Pemerintah Taiwan juga aktif melakukan penelusuran dan penapisan massal pada semua penduduk yang bergejala gangguan pernapasan melalui mahadata asuransi kesehatan nasional. Pemerintah Taiwan mewajibkan semua penduduknya yang bergejala untuk melakukan pemeriksaan covid-19.
 
Setelah itu, mereka harus melaporkannya ke nomor kontak nasional 1922, termasuk bila kondisi memburuk atau memerlukan bantuan rujukan. Pemerintah Taiwan membuka akses layanan kesehatan dan mengumumkannya kepada publik. Sebagai contoh, per Januari 2020, Pemerintah Taiwan telah menyiapkan 44 juta masker bedah, 1.9 juta masker N95 dan 1.100 ruang isolasi bertekanan negatif.
 
Metode pemeriksaan massal wajib berbasis mahadata asuransi nasional ini, menghasilkan 1 kasus PCR positif dari setiap 113 kasus yang dilakukan pemeriksaan. Negara berpenduduk 23 juta jiwa ini juga menyediakan makanan, membantu pemeriksaan ulang serta memberikan dukungan psikologis kepada semua penduduknya yang terpaksa melakukan karantina mandiri akibat terinfeksi covid-19.
 
Berbasis mahadata, Pemerintah Taiwan juga aktif melakukan edukasi dan pemberdayaan masyarakatnya agar benar-benar siap untuk mencegah serta menurunkan risiko penularan. Kanal edukasi ini langsung dipimpin oleh Presiden Taiwan yang juga kebetulan merupakan seorang ahli epidemiologi. Kanal ini bertujuan menyiapkan dan menenangkan masyarakat dalam menghadapi covid-19.
 
Sampai saat ini, Taiwan termasuk negara yang berhasil dalam melakukan mitigasi dan pengendalian infeksi covid-19. Per-tanggal 27 Mei 2020, jumlah kasus covid-19 di negara ini hanya 441dengan tingkat kematian terjadi pada 7 pasien.
 
Berkaca pada Taiwan
 
Berkaca pada pengalaman Taiwan yang sukses mengendalikan kasus covid-19 dengan menggunakan teknologi dan mahadata, maka saat ini diperlukan pembangunan mahadata penduduk Indonesia tentang covid-19. Data tersebut nantinya dapat digunakan pemerintah sebagai dasar pengambilan kebijakan.
 
Pengembangan platform yang mampu menjadi sistem penilaian diri sekaligus sistem registrasi nasional covid-19 berbasis individu sangat dibutuhkan. Platform aplikasi bantu jiwa yang dikembangkan oleh IMERI FKUI berkolaborasi dengan startupkesehatan digital secara langsung mengidentifikasi setiap penduduk Indonesia menjadi merah, kuning atau hijau. Ide pelabelan ini dinamakan sebagai kartu identitas regulasi PSBB (KIRAB).
 
Kartu KIRAB merah mewakili pasien covid-19 dan PDP, kartu KIRAB kuning mewakili ODP dan OTG sedangkan kartu KIRAB hijau untuk yang sehat dan negatif covid-19. Kartu KIRAB merah direkomendasikan untuk istirahat di RS, sedangkan KIRAB kuning untuk isolasi mandiri dan KIRAB hijau dapt beraktifitas menggunakan masker serta menjaga physical distancing. Jumlah dan posisi kartu KIRAB akan tampak secara real time sehingga dapat menggambarkan keberhasilan isolasi mandiri dan mobilitas penduduk saat PSBB.
 
Di samping itu, akan dikirimkan notifikasi reguler kepada seluruh pemegang KIRAB mengenai edukasi untuk mencegah stress selama isolasi atau alarm pengingat bagi setiap penduduk tentang jadwal pemeriksaan ulang covid-19 bila dibutuhkan.
 
Semua mahadata yang tersimpan akan dimanfaatkan pemerintah untuk melakukan pengawasan secara kelompok terhadap setiap penduduk Indonesia yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi Sarscov-2. Demikian pula kartu KIRAB akan memaksa setiap penduduk Indonesia melakukan penilaian diri dan pemeriksaan Sarscov-2 berbasis rapid test atau PCR sehingga diharapkan akan mendukung penelusuran aktif kasus.


KIRAB juga akan membantu setiap penduduk Indonesia dalam melakukan physical distancing yang benar. Sebab, setiap pemegang kartu KIRAB akan mengetahui status dirinya serta akan mendapat rekomendasi aktivitas yang dapat dilakukan dari pemerintah.


Pengisian dan pemanfaatan KIRAB ini dapat dimulai dari tempat pengisian formulir penapisan covid-19 di fasyankes (fasilitas layanan Kesehatan), alur penapisan tindakan pembedahan, maupun tempat-tempat yang melakukan penapisan infeksi Sarscov-2. Dengan demikian pengisian serta pemanfaatan mahadata covid-19 akan cepat dapat dipenuhi untuk menurunkan serta mengendalikan risiko penularannya di Indonesia.
 
Mahadata adalah sebuah keniscayaan dalam bidang kesehatan, mahadata adalah sumber energi baru, mahadata bagaikan minyak baru dalam dunia industri, dan mahadata adalah kata kunci bagi kita untuk mengatasi pandemi ini.[]
 
*Segala gagasan dan opini yang ada dalam kanal ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Medcom.ID. Redaksi menerima kiriman opini dari Anda melalui kolom@medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar covid-19

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif