PORIS (Foto: Instagram @porisvault)
PORIS (Foto: Instagram @porisvault)

PORIS: Dari Kelurahan di Tangerang jadi Episentrum Baru Hip-Hop Indonesia

Basuki Rachmat • 21 November 2025 15:51
Jakarta: Sebuah fenomena baru tengah terjadi di skena hip-Hop Indonesia. Berawal dari tongkrongan di salah satu kelurahan di Tangerang, kolektif bernama PORIS kini berhasil menjelma menjadi episentrum baru hip-hop Indonesia. Dengan berani mempopulerkan subgenre rage rap dan mengadopsi estetika opium-esque ala "Carti's Style", PORIS sukses menciptakan identitas yang distingtif di tengah sirkuit hip-hop Indonesia.
 
PORIS, yang digawangi oleh Vhanz, Bhanz, Azura, Obryins, toxicdev!, Wicigo Shawty, DB Mandala, dan GACE, terbentuk secara organik pada tahun 2019. Ketertarikan yang sama terhadap musik hip-Hop membuat mereka yang awalnya hanya saling kenal di media sosial, memutuskan untuk nongkrong, berkreasi bersama, dan akhirnya berujung dengan membangun ekosistem seni mereka sendiri secara kolektif dan mandiri.
 

Anak Kampung Lifestyle Rockstar 

Nama PORIS sendiri mulai mengudara dan banyak dikenal sejak mereka merilis album perdana bertajuk Anak Kampung Lifestyle Rockstar (2024) pada 26 Juni 2024. Album ini bisa disebut menawarkan sensasi fresh yang berbeda untuk skena hip-hop Indonesia, yang mengadopsi gaya opium-esque yang masih terdengar asing di kalangan penikmat musik di Indonesia.
 
Istilah "opium-esque" sendiri merujuk pada gaya suara dan estetika yang dipopulerkan oleh label Opium, yang diprakarsai oleh rapper visioner Playboi Carti, beserta para roster mereka seperti Ken Carson, ASAP Nast, dan Destroy Lonely. 

PORIS pun mengadopsi hal ini, seperti yang terdengar jelas dalam lagu-lagu hits mereka, "Siapa Tu Siapa?" dan "Di Atas Atap". Secara sonik, karya-karya ini kental dengan vokal autotune, ad-libs mencolok, dan teknik slurred yang dibalut dengan beat musik bernuansa bass dan synth yang diolah secara mentah.
 
Tak hanya soal musik, PORIS juga mengadopsi "opium-aesthetic" dalam fashion dan gaya mereka. Gaya ini identik dengan fashion bernuansa elemen punk, goth, dan streetwear yang terlihat swag
 
Uniknya, PORIS memadukan estetika ini dengan identitas "Anak Kampung" mereka ala anak Poris, Tangerang, yang ingin tampil "Lifestyle Rockstar" ala anak-anak di Jakarta Selatan.
 
Melalui pemilihan tajuk album Anak Kampung Lifestyle Rockstar, PORIS seolah ingin menegaskan bahwa setiap orang, bahkan anak kampung, memiliki peluang menjadi keren atau apa pun yang mereka inginkan, tanpa dibatasi oleh "kapital" ataupun status sosial.
 


PORIS Bikin Ombak di Jakarta

PORIS: Dari Kelurahan di Tangerang jadi Episentrum Baru Hip-Hop Indonesia
 
Perjalanan PORIS dari gigs-gigs kecil perlahan membawa mereka ke panggung yang lebih besar. Mereka awalanya mendapat kesempatan memperkenalkan materi album Anak Kampung Lifestyle Rockstar secara langsung di festival Pestapora 2024.
 
Popularitas PORIS semakin meroket setelah mereka sukses membuat full house panggung Gigs Stage pada hari kedua Synchronize Fest 2025 (4 Oktober 2025) penuh sesak.  Mereka juga sempat tampil bersama duo elektronik pop, White Chorus di panggung XYZ Stage di hari penutup Synchronize Fest 2025.
 
@aditya.fathurrahman sokap tu sokap??? #poris #pvg #synchronize2025 ♬ original sound - fthrrhmn

 
Sejak saat itu, PORIS mendapatkan eksposur lebih luas di media sosial, dan beberapa lagu mereka pun kini viral dan ramai jadi perbincangan warganet. 
 
Pengakuan mereka juga datang saat PORIS diumumkan akan tampil di panggung skala internasional sebagai opener konser rapper 88rising yaitu Rich Brian. Konser Rich Brian bertajuk Where Is My Head? ini dijadwalkan digelar di Beach City Ancol Stadium Ancol, Jakarta pada 29 November 2025 mendatang.
 
Medcom.id pun berkesempatan untuk mewawancarai PORIS secara virtual, membahas profil lahirnya kolektif musik ini, referensi bermusik PORIS, hingga reaksi mereka ketika resmi menjadi opener konser rapper sekaliber Rich Brian.
 
Awalnya kan PORIS ini cuma tongkrongan di kawasan Poris, Tangerang. Bisa diceritain nggak gimana awal mula tongkrongan ini bisa pelan-pelan berubah jadi kolektif musik hip-hop yang solid? 
 
VHANZ: Secara organik karena awalnya kita saling kenal dari Facebook tahun 2019 karena punya minat yang sama. Dari situ, kita mulai sering sharing secara online lewat grup chat yang kita bikin. Sampai akhirnya kita ketemu nongkrong bareng, bikin lagu bareng, dan bisa menjadi PORIS seperti sekarang.
 
Kenapa akhirnya kalian sepakat buat pakai nama PORIS sebagai identitas kolektif musik kalian? 
 
VHANZ: Bentuk kebanggaan, karena kita start dari kampung.
 
Kalau ngomongin anggota, sebenarnya siapa aja sih yang jadi fix member di PORIS saat ini? Bisa dijelasin juga nggak masing-masing dari kalian pegang peran apa? Apakah kalian punya pembagian kerja yang jelas atau semuanya dikerjain bareng secara kolektif?
 
VHANZ: Fix-nya kalian bisa liat di following dari akun Instagram PORIS. Masing-masing dari kita saling kerja dan tolong menolong antara satu sama lain. Tapi, tetap ada peran masing-masing, contohnya kaya gue kadang bantu produce beat, mixing, hingga mastering.
 
Dalam membuat karya musik, PORIS biasanya mulai dari mana dulu, nulis lirik atau bikin beat aransemen musik? Kemudian, kalau ngomongin kiblat musik, siapa aja musisi atau rapper yang paling banyak menginspirasi sound dan gaya musik kalian? 
 
DB: Beat dulu, gua dalemin, gua rasain, dan langsung take. Kalau referensi musik sebenernya random aja sih. Tapi kalau disuruh nyebut nama itu ada Young Thug, Future, Ken Carson, Nettspend, dan Destroy Lonely.
 
BHANZ: Kalau gue pribadi, jujur beat dulu, baru setelah itu mulai nyari melodi dan lirik. Kalau kiblat musik ya gue banyak sih, cuman gue dari dulu suka banget sama Travis Scott, terutama dari lagu 'Drug You Should Try It'. Tapi, banyak juga sih musisi lain yang gue suka, contohnha kayak Kanye West, Frank Ocean, dan Playboi Carti.
 
VHANZ: Datang darimana aja, bisa lirik dulu atau dari beat. Kiblat musik darimana aja kalau gie pribadi. Tapi kalau di hip-Hop ada OsamaSon, Bladee, Ripsquad (Producer Drain Gang), dan DRACO.FM. 
 
Musik PORIS kan dikenal lewat gaya mumble rap dan autotune yang masih asing di pendengar musik lokal. Gimana perasaan kalian, akhirnya gaya musik PORIS bisa menembus pendengar musik mainstream dan bahkan viral di medsos lewat lagu-lagu kayak “Di Atas Atap” atau “Siapa Tu Siapa” dari album debut kalian Anak Kampung Lifestyle Rockstar?
 
Apakah kalian melihat itu sebagai validasi, atau justru masih merasa perlu berjuang lebih keras lagi agar musik PORIS bisa diterima pendengar musik Tanah Air secara lebih luas?
 
BHANZ: Jujur, gue ngerasa seneng banget musik style kayak gini udah mulai muncul di permukaan. Tapi, kalau gue pribadi ya belom puas dan nggak anggep itu hanya sebagai validasi. Gue masih mau terus push wave ini sampai nanti makin banyak lagi musisi-musisi baru dengan style yang lebih gila lagi
 
VHANZ: Jadi anak kampung yg bikin hit dalam fashion dan lagu. penting karena kita rockstar brow.
 
Di scene hip-hop, clash antar rapper, saling ejek atau saling serang lewat disstrack udah jadi semacam kultur yang gabisa dilepasin. Nah, gua sempet notice PORIS ini ternyata Agustus 2025 kemarin sempet kena sindir nih dari Old Rapper kayak Ben Utomo dan Tuan Tigabelas. Mereka bilang kalau musik PORIS itu "weird shit" karena lirik-lirik di karya lagu kalian ini dianggap mocking "hip-hop" dan "skena". Gimana tanggapan kalian soal sindiran itu?
 
VHANZ: Emang banyak yang nyindir dan sarkas, tapi kita biasa aja. Untuk Ben Utomo dan Tuan Tigabelas itu mereka biasa aja dan nggak ada problem sama kita. Kita juga punya hubungan baik dengan mereka, dari orang-orang di sosmed aja yang (anggap ini) berlebihan.
 
BHANZ: Gue sih no comment dan ya ga dengerin juga. Kita mau jadi diri sendiri aja.
 
DB: darimana pun asal nya, kalo lo keren ya keren aja.
 
Kalau kalian sendiri melihat perkembangan scene hip-hop Indonesia saat ini gimana?
 
BHANZ: Seneng banget, karena makin banyak pendatang baru dengan gaya mereka masing-masing.
 
VHANZ: Hip-Hop di Indonesia sekarang lagi bagus-bagusnya. Banyak barang bagus muncul dari bawah tanah (underground)
 
DB: Bagus, mantep, tapi masih jauh dari kata peak.
 
Kabar terbaru, kalian bakal jadi pembuka konser Rich Brian di akhir November. Gimana rasanya, dari yang awalnya main di gigs kecil sampai akhirnya bisa dapet kesempatan untuk jadi opener konser rapper sekelas Rich Brian?
 
DB: Blessed, seneng, dan jadi lebih semangat juga buat berkarya.
 
BHANZ: Grateful banget sih kerja keras kita bisa sampe sini. Still can't believe we made it this far, also gue ada fase juga ngefans banget sama Rich Brian. Fun fact, dulu gue sempet jadi fotografer Brian saat acara 88rising di Grand Indonesia. Saat itu, gue udah ngerasa seneng banget bisa liat dia secara langsung dan motretin dia. Sekarang, berkesempatan langsung buat manggung di acara dia itu gila sih.
 
VHANZ: Cukup senang karena bisa sampai ke posisi saat ini. Keep itu up terus buat PORIS dan yang lain.
 
Terakhir, soal karya baru nih. Kalian baru aja ngerilis single “ICON”. Apakah ini bakal jadi single pembuka untuk proyek EP atau next album kalian? Boleh bocorin sedikit nggak tentang arah musik kalian ke depan?
 
DB: "ICON" itu single aja sih.
 
BHANZ: Kalau "ICON" cuman single aja. Tapi kalau tentang arah musik ke depan, kita bakal lebih mateng, lebih gila, dan lebih extreme.
 
VHANZ: Untuk "ICON" itu lagu kolaborasi bersama brand. Kalau untuk arah musik ke depan, pokoknya lebih ancur dan bakal lebih baik dari album kita sebelumnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan