Yang terbaru, informasi yang diluncurkan Koalisi Buruh Migran Indonesia Berdaulat (KBMB) menyentak publik. Mereka menyebut sebanyak 149 PMI meninggal di lima pusat tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia.
Namun, kisah sukses bergelimang emas tak bisa dimungkiri pula menghampiri sejumlah PMI. Saya mendapat cerita kisah sukses bikin ngiler warga sekampung saya di Karawang, Jawa Barat. Kebaikan sang majikan (suami istri) di negeri jazirah Arab terhadap PMI tersebut sangat luar biasa. Setiap akan pulang ke kampung halaman, ia diantar sang majikan ke bandara sambil berlinang air mata penuh haru. Bahkan, sang majikan pernah menengok si pekerja migran ke kampung halamannya.
Belakangan, ada pula kisah pekerja migran yang menuai kesuksesan setelah menjadi Youtuber dengan konten-konten yang menarik dan unik dari negeri tempat mereka bekerja. Mereka mampu menggaet subscriber yang tinggi. Alhasil, pundi-pundi menggiurkan pun mereka raup.
Tak hanya itu, mereka menjadi narasumber hingga diwawancarai media massa di Indonesia. Konten-konten mereka pun sering dicomot media arus utama di Tanah Air.
Sebut saja Alman Mulyana, pria asal Jawa Barat yang menjadi
pekerja migran di Arab Saudi. Dia acap kali menyedot perhatian publik dengan video blog (vlog) miliknya yang mengisahkan kehidupan sehari-hari, misteri-misteri, hingga pariwisata di negeri kerajaan tersebut. Youtuber kondang ini berhasil meraih 2,23 juta subscriber. Sejumlah pekerja migran di Korea Selatan, Taiwan, dan beberapa negara lain, juga banyak yang sukses mengikuti jejak Alman Mulyana.
Mereka sering disebut pula sebagai pahlawan devisa. Nilai dana remitansi yang dikirim pekerja migran ke Tanah Air pun sangat tinggi, Rp160 triliun per tahun. Nilai remitansi tersebut yang terbesar setelah penerimaan devisa dari sektor migas.
WNI yang bekerja di mana saja di kolong jagat ini harus dilindungi negara. Oleh karena itu, negara pun seharusnya hadir melakukan pengawasan dari hulu sampai hilir terhadap arus pekerja migran. Sanksi yang berefek jera harus dikenakan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam mafia pekerja imigran ‘jalur haram'. Kehadiran negara seperti itu sungguh tugas mulia. Namun, jauh lebih mulia apabila negara menciptakan ‘hujan emas di negeri sendiri’. Tabik!