Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id (Khairi Fuady)

Khairi Fuady

Mahasiswa Pascasarjana HI Universitas Paramadina

Korona dan Athouna Thofuule

Khairi Fuady • 30 Maret 2020 19:00
MASIH ingat dengan Ghina Bou Hamdan? Seorang gadis kecil asal Suriah yang penampilannya viral dalam sebuah ajang pencarian bakat bernama The Voice Kids. Kala itu, ia melantunkan sebuah lagu yang berjudul Athouna Thofuulee, yang artinya kembalikan masa kecil kami.
 
Pada bait kedua, Ghina tak kuasa menahan air matanya, lantaran lirik pada lagu yang ia lantunkan teramat dalam memberikan sentuhan kesedihan di hatinya. Lagu tersebut bercerita tentang anak-anak di seluruh belahan dunia yang tidak bisa merasakan kebebasan di negaranya. Terutama anak-anak Suriah, Palestina dan daerah Timur Tengah lainnya yang negaranya telah dirampas.
 
Lirik lagu Atouna El Toufoule menggambarkan tentang anak-anak yang bertanya mengapa tidak ada dekorasi yang indah ketika musim libur. Namun akhirnya anak-anak itu sadar jika tanahnya telah hilang, kebebasannya telah dicuri.
 
Kembalikan masa kecil Lalu, mereka pun meminta kepada orang-orang dewasa, untuk mengembalikan masa kecil mereka dalam keadaan riang dan damai.
 
Pada posisi di mana Ghina tak sanggup lagi melanjutkan lagu karena tertahan isak tangis, seorang juri yang merupakan aktris internasional kenamaan, Nancy Ajram, bergegas meninggalkan kursi juri. Nancy menghampiri panggung utama, untuk menguatkan Ghina agar terus bernyanyi.


Athounaa thofuulee, athouunaa thofuulee. Athouna athouna athouna salaam. Kembalikan masa kecil kami. Kembalikan masa kecil kami. Kembalikan pada kami, dalam keadaan yang damai.


Situasi yang menimpa Ghina, dan jutaan anak anak kecil lainnya, ketika negara mereka tengah dalam keadaan perang, ternyata hari ini nyaris menimpa kita semua, pada banyak negara di belahan dunia. Bedanya, bukan dalam keadaan perang fisik, namun perang melawan serangan virus korona 19 yang bukan hanya melumpuhkan, namun dalam banyak kasus juga mematikan.
 

Mengurung diri di rumah
 

Adik-adik kecil kita yang semula bebas berlarian di luar rumah, bermain tali, bola kasti, maupun petak umpet, sekarang harus lebih banyak mengurung diri di dalam rumah atas nama social distancing.
 
Adik-adik kecil kita yang semula pada setiap jam 7 pagi berhamburan dari rumah menuju sekolah, ada yang jalan kaki, mengayuh sepeda, atau diantar sang ayah. Hari ini sekolah tutup, taman bermain tutup, masjid tutup, TK Al-Qur'an tutup, apalagi mal dan kolam renang atau water boom.
 
Kita berada dalam situasi di mana dunia tengah sama-sama menghadapi "darurat korona", kita tak ubahnya sedang berperang.
 
Musuh tidak jelas
 
Hanya saja, dalam conventional warfare, perang konvensional, musuhnya jelas, lawannya jelas. Sedangkan sekarang, lawan yang kita hadapi dalam war againts Covid-19 adalah bakteri dengan ukuran sekitar 10 sampai 30 mikrometer, dan ukuran virus sekitar 100 sampai 400 nanometer.
 
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nanometer adalah ukuran dengan angka satu per satu miliar meter. Artinya sangat teramat kecil.
 
Jelas, tak kasat mata, bahkan ketika ia menempel dan menggerogoti tubuh kita, bisa jadi tak berasa apa-apa. Itulah mengapa ada orang yang dalam aktivitas sehari-harinya sehat-sehat saja, tak menunjukkan gejala apa-apa, namun ternyata ia masuk ke dalam kategori the carrier,atau pembawa virus.
 
Demikianlah cara kerja Covid-19 menyerang kita, merobek sendi-sendi kehidupan, melabrak kebudayaan yang semula salam-salaman adalah tanda kehangatan, penggugur dosa dan simbol silaturahim, hari ini harus kita hindari. Sebab, virus ini teramat rentan menyebar dari telapak tangan yang saling berjabat satu sama lainnya.
 
Ghina Bou Hamdan, gadis kecil yang diceritakan pada narasi di awal tadi, mungkin belum beranjak dewasa dan negaranya masih tak kunjung pulih dari perang saudara. Sementara banyak negara di dunia, dari China, Iran, Italia, Malaysia, Indonesia, hingga negara Adidaya bernama Amerika, semua terpapar korona.
 
Dunia sedang bersedih, pergerakan melambat dan tertahan, seperti tertahannya suara Ghina ketika menyanyikan Athouna Thofuulee karena isak tangisnya.
 
Ya Allah, athouna thofuulee, athouna salaam. Kembalikan seperti semula dalam damai dan selimut kasing sayang-Mu.
 
*Segala gagasan dan opini yang ada dalam kanal ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Medcom.ID. Redaksi menerima kiriman opini dari Anda melalui kolom@medcom.id.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar virus corona

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif