Pernyataan kontroversial
Artinya, ketika mendapatkan pernyataan yang kontroversial, wartawan (dalam hal ini terutama redaktur atau editor sebagai penjaga gawang) seharusnya mempertanyakan hal tersebut kepada reporter. Kalau reporter yakin dengan pernyataan tersebut, bisa saja redaktur/editor meminta penjelasan lebih dalam kepada narasumber tentang maksud dari pernyataannya.
Sayangnya, sebagian wartawan justru seperti merasa menemukan “durian runtuh” ketika mendengar pernyataan provokatif dari narasumber. Matanya langsung berbinar sambal membayangkan pernyataan tersebut menjadi judul. Dia juga membayangkan, tulisannya akan dibaca banyak orang yang akan berdampak pada tiras (media cetak), rating (televisi dan radio) maupun clickbait (media daring).
Society of Professional Journalists, asosiasi jurnalis di Amerika Serikat, yang lahir lebih dari seabad lalu (1909) secara tegas mengharuskan agar wartawan hati-hati dalam membuat berita. “Provide context. Take special care not to misrepresent or oversimplify in promoting, previewing or summarizing a story."
Artinya, wartawan harus selalu memberikan konteks dari berita yang ditulisnya. Wartawan juga memperhatikan konten yang dibuat, agar tidak mempromosikan informasi yang menyesatkan atau terlalu menyederhanakan masalah saat merangkum sebuah berita.
Intinya, wartawan bukanlah penulis di media sosial, yang nyaris tanpa rambu-rambu. Wartawan juga bukan sekadar pencari kebenaran karena harus juga menuliskannya secara benar. Sebab, wartawan bukan pencari durian jatuh[]
*Segala gagasan dan opini yang ada dalam kanal ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Medcom.ID. Redaksi menerima kiriman opini dari Anda melalui kolom@medcom.id
Syah Sabur
Jurnalis Senior Medcom.id & Peneliti di Media Research Center (MRC)

