Forensic Scientist Naldy Dimpudus/NLD
Forensic Scientist Naldy Dimpudus/NLD (Naldy Dimpudus)

Naldy Dimpudus

Naldy Dimpudus, S.Tr.Kep., M.Si.

Peran Ilmu Forensik dalam Mengidentifikasi Korban Bencana Alam

Naldy Dimpudus • 16 Februari 2023 17:30

INDONESIA terletak di pertemuan tiga lempeng sehingga adanya pergerakan lempeng ini membuat Indonesia sangat rentan terkena bencana alam. Khususnya, di bidang geologi seperti gempa bumi tektonik, tsunami, hingga erupsi gunung berapi.
 
World Risk Report 2022 yang dirilis Bündnis Entwicklung Hilft dan IFHV of the Ruhr-University Bochum mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan bencana. Indonesia menempati urutan tiga besar negara paling rawan bencana di dunia.
 
Bencana alam mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, kerusakan ekosistem, hilangnya tempat tinggal, dan menelan korban jiwa.


 
Ahli forensik adalah salah satu yang berperan dalam proses identifikasi korban meninggal karena bencana alam. Ilmu forensik merupakan aplikasi dari multidisiplin ilmu yang terkait dalam suatu penyelidikan untuk memperoleh data-data dalam mengungkap kasus kriminal ataupun bencana alam. Baik data berdasarkan pemeriksaan mayat maupun data dari pemeriksaan kasus hidup seperti perkosaan, pelecehan seksual dan/atau kekerasan dalam rumah tangga. Identifikasimerupakan proses pengenalan jati diri. Pada kasus penemuan mayat, identifikasi forensik pada sisa-sisa tubuh manusia sangatlah penting untuk alasan hukum maupun kemanusiaan. Proses identifikasi dilakukan untuk mengetahui apakah sisa-sisa tubuh berasal dari manusia atau bukan, penyebab kematian, dan perkiraan waktu kematian berdasarkan data sebelum seseorang meninggal atau hilang (antemortem) untuk dibandingkan dengan temuan pada mayat (postmortem).
 
Identifikasi mayat yang tidak dikenali bukan pekerjaan mudah. Keterlibatan ahli forensik sangat berperan dengan menerapkan cabang-cabang ilmu forensik guna mengidentifikasi mayat tak dikenal. Dalam hal ini, kemungkinan mayat ada kaitannya dengan tindak kriminal atau disebabkan bencana alam.
 
Pada kasus bencana massal, Interpol menentukan identifikasi Disaster Victim Identification (DVI) yang digunakan. Identifikasi DVI yang digunakan, yaitu identifikasi primer melalui sidik jari, gigi geligi, dan DNA.
 
Sidik jari merupakan identitas pribadi, tidak mungkin ada yang menyamainya. Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki sidik jari, yaitu guratan-guratan yang melekat pada manusia seumur hidup. Artinya, sidik jari seseorang tak akan pernah berubah, kecuali sebuah kondisi, yaitu kecelakaan serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada. Keunikan sidik jari merupakan keaslian pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapa pun di muka bumi ini, sekalipun pada kembar identik.
 
Peran Ilmu Forensik dalam Mengidentifikasi Korban Bencana Alam
Proses identifikasi jenazah melalui sidik jari/NLD
 
Identifikasi menggunakan sidik jari hanya bisa dilakukan pada jenazah yang masih memiliki jari utuh. Ketika identifikasi sidik jari tidak dapat dilakukan, maka digunakan metode selanjutnya, yaitu identifikasi melalui gigi geligi.
 
Manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang khas dan memiliki kondisi berbeda tiap individu, seperti berlubang, terdapat tambalan, gigi yang telah dicabut, gigi palsu, behel, dan lain-lain. Pemeriksaan gigi dalam identifikasi mayat merupakan metode yang akuran dan mudah dilakukan karena gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh manusia.
 
Identifikasi forensik gigi dapat dilakukan dengan mencocokkan antara catatan gigi individu semasa hidup dengan hasil pemeriksaan gigi pada mayat. Informasi yang dari pemeriksaan mayat serta keterangan lainnya dapat mengarah pada identifikasi individu. Catatan gigi pada individu yang sering melakukan perawatan gigi seringkali memudahkan penentuan identifikasi dibandingkan individu yang tidak mempunyai catatan perawatan gigi.
 
Sementara itu, DNA (Deoxyribonucleic Acid) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik yang membawa informasi turunan dari orang tua. Setiap orang memiliki DNA yang unik sehingga dapat membedakan antara satu individu dengan individu lain, yakni ciri-ciri tubuh seperti kulit, jenis rambut, bentuk jari, serta sifat-sifat khusus pada manusia.
 
Secara umum, teknologi DNA dimanfaatkan untuk identifikasi personal pada kasus penemuan korban tidak dikenal dan pelacakan hubungan genetik antara anak dan orang tua.
 
Aplikasi forensik sangat diperlukan terutama untuk mengungkap identitas korban musibah massal. Seperti bencana alam, jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal, kecelakaan kereta, dan kebakaran.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar Forensik bencana alam bencana

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif