Benny Susetyo. Foto: MI/Susanto
Benny Susetyo. Foto: MI/Susanto (Misbahol Munir)

Romo Benny: Kita Butuh Semacam GBHN untuk Mengatasi Banjir

Misbahol Munir • 28 Februari 2021 21:42

Akibat banjir ini Anies mengganti Kepala Dinas SDA dengan seorang pejabat yang dulu pernah mendapat pujian di era Ahok. Menurut Anda apakah langkah ini adalah bagus?
 
Tentu ini langkah baik dan ini positif. Berati political will-nya sekarang adalah ingin mendengarkan suara publik. Dan ini terjadi suara publik tidak ditinggalkan. Jadi pentingnya suara publik di sini. Publik itu bersuara untuk mengontrol agar ada sebuah perbaikan. Kritik itu membangun, dan kritik itu berbeda dengan fitnah dan ujaran kebencian.
 
Kritik itu berbeda dengan menghancurkan karakter orang. Kritik itu berdasarkan fakta dan data dan orang menyuarakan keprihatinannya. Seperti surat pembaca, itu adalah kritik. Jadi menurut saya kita akui pemerintah sekarang serius dengan mau mencari orang-orang yang tepat untuk posisinya.
 
Katanya Romo Benny mengkritik juga soal banjir Semarang. Seperti apa kritiknya? Sama juga. Karena kesalahan tata kelola alamnya dan itu diakui gubernurnya. Gubernur mengatakan, saya yang salah. Dia sudah mengakui, kalau sudah mengakui masak kita harus menyalahkan lagi. Sementara dia sudah mengakuinya. Artinya dia akan mencoba untuk memperbaikinya. Menurut saya kedepan harus ada jiwa kesatria dari setiap orang yang mengakui kekurangannya dan itu wajar.
 
Jangan justru menyalahkan alam?
 
Iya. Alam ini sejak awal ya begitu. Hujan dari dulu ya begit. Tapi manusia punya cara untuk mengalihkan. Makanya muncul namanya pawang hujan. Itu cara mengalihkan agar hujannya enggak kesini tapi kesana. Tuhan memberi manusia kemampuan. Rekayasa cuaca. Teknologi punya kemampuan itu.
 
Jangan sampai menyalahkan alamnya. Seperti gempa bumi Jepang, masak mau menyalahkan gempa bumi. Ya manusia mati semua. Tapi dengan kecerdasan teknologi, peringatan dininya, dan membiasakan masyarakat ramah untuk gempa bumi, korban bisa diperkecil.
 
Saya katakan begini, setiap peristiwa dahsyat apapun, Tuhan telah menciptakan kepada manusia kemapuan akal budi. Dan akal budi yang diberikan Tuhan kepada Manusia untuk menyelesaikan semua problem kehidupan ini.
 
Bicara keadaban alam, kritik ini ditujukan kepada semua kepala daerah. Tapi ada reaksi balik, syok enggak dikritik balik?
 
Enggaklah. Saya hampir separuh abad ini menulis opini, saya akan tetap menulis. Tetap bersuara. Karena selama ini saya tidak pernah menghancurkan karakter orang, tidak pernah menyudutkan, bukan SARA, tidak pernah merusak nama baik orang, kenapa saya takut? Wong saya tidak pernah membanding-bandingkan. Jadi siapa yang memberi judul? Ya media sendiri. Saya tidak mengatakan itu.
 
Maka lihatlah channel Youtube saya di RKN. Saya diundang untuk berdiskusi, setiap hari saya diundang oleh anak-anak untuk berdiskusi, diundang berbicara. RKN itu adalah kumpulan anak-anak aktivis. Biacara apapun dengan berbagai budayawan. Masak undangan saya tolak, kan repot. Di mana-mana saya diundang sebagai pembicara politik, korupsi dan lain-lain. Dan perspektif saya memang tentang ekologi. Saya juga pegiat lingkungan hidup.
 
Masalah pengungsi di DKI saya aktif dampingi. Konflik Ambon-Poso saya aktif. Kalau dituduh saya tidak bicara korupsi aneh. Wong tulisan saya hampir tiap hari bahkan ratusann tulisan bicara soal korupsi. Ya biasa, ini risiko. Bagi orang bijak harus bisa memilah-milah dan dicek dulu.
 
Read All
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar cuaca ekstrem musim hujan bencana alam cuaca buruk bencana banjir Anies Baswedan

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif