Semarang: Pandemi covid-19 yang masih terjadi memaksa perguruan tinggi mempertahankan sistem kuliah daring. Selain kendala teknis dalam metode pembelajaran daring yang terus coba diatasi, kendala psikologis mahasiswa patut diberi perhatian.
Ketidaknyamanan psikologis yang dapat menyebabkan mahasiswa kehilangan sense of control, akibat transisi dari pembelajaran face to face ke pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guna mendapatkan pemahaman yang sama akan materi perkuliahan, dibutuhkan beragam strategi berbeda yang perlu dipelajari, dilatih, dimonitor efektivitasnya, dan diubah strateginya ketika tidak efektif.
"Pembelajaran jarak jauh juga turut mengusik kenyamanan yang telah tercipta dari kebiasaan berinterkasi dan berkomunikasi secara langsung," kata Dekan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP), Dian Ratna Sawitri mengutip laman Undip, Senin, 18 Januari 2021.
Menurut dia, beberapa aspek budaya perlu menjadi perhatian terkait bagaimana mengatasi kendala psikologis dalam PJJ. Pertama, power distance index. Dalam budaya ini, kecenderungan teacher-centered lazim terjadi, dan student-centered learning merupakan tantangan tersendiri, meskipun sebelum pandemi telah dikembangkan.
Baca: Psikolog UGM Berbagi Tips Mengelola Stres di Masa Pandemi
Berikutnya, budaya high context vs low context communication. Pada pola ini, informasi tersampaikan dalam konteks situasi. Artinya, dibandingkan secara eksplisit, masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan sesuatu yang implisit, misalnya melalui ekspresi wajah, gesture, dan tindakan.
Kendala psikologis cenderung berkurang dengan pola low context communication. Pada pola ini, lebih banyak informasi yang secara eksplisit dipertukarkan melalui pesan-pesan itu sendiri, dan lebih sedikit yang tersampaikan secara implisit atau tersembunyi.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan