Direktur Direktorat Inovasi dan Hilirisasi Universitas Sebelas Maret Venty Suryanti membagikan tips dalam membuat jurnal ilmiah. Dia menuturkan ada dua paradigma dalam menulis artikel ilmiah, yaitu paradigma lama dan paradigma baru.
Venty menjelaskan paradigma lama, yaitu menulis artikel akan mendapatkan honor dari jurnal dan menulis karena diundang oleh jurnal. Pada paradigma lama, struktur artikel mirip dengan laporan penelitian atau skripsi/thesis/disertasi.
Yaitu pendahuluan, dibagi latar belakang, perumusan masalah, tujuan; metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka. Selain itu, referensinya kebanyakan berupa buku-buku.
“Sedangkan pada paradigma baru, penulis artikel membayar Article Processing Charge (APC) ke jurnal atau pembaca yang membayar untuk membaca artikel. Hal lainnya adalah menulis karena membutuhkan publikasi hasil riset," papar Venty dalam workshop Penguatan Kapasitas Internasional Melalui Peningkatan Peringkat Akreditasi Jurnal FMIPA yang diselenggarakan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dikutip dari laman uny.ac.id, Rabu, 29 November 2023.
Adapun struktur artikel pada paradigma baru, yaitu pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka. Sedangkan, referensinya kebanyakan berupa artikel-artikel jurnal ilmiah terbaru.
Venty menjelaskan untuk membuat publikasi riset berkualitas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, overview literatures yang komprehensif dan menunjang novelty atau kontribusi kebaruan.
Hal ini perlu mesin pencari andal, lengkap, berkualitas, misalnya Scopus. Selain itu, adanya akses Fulltext Articles References.
Kedua, proses riset dengan metode tepat dan analisis hasil riset berkualitas. Dia menyebut hal ini memerlukan waktu dan peralatan penelitian laboratorium yang lengkap/mencukupi dan mutakhir serta metode penelitian yang tepat.
Ketiga, penulisan artikel ilmiah yang baik dan berkualitas. Venty mengatakan ini berhubungan dengan kualitas literatur referensi dan proses-analisis hasil riset yang baik.
Kunci keberhasilannya adalah banyak membaca literatur berkualitas. Keempat, perlu memperhatikan pemilihan jurnal ilmiah yang tepat sebagai tempat publikasi ilmiah terutama yang tidak berbayar.
Dekan FMIPA UNY, Dadan Rosana, mengatakan workshop ini penting untuk meningkatkan kecakapan dalam membuat jurnal ilmiah. Dia mengakui butuh tenaga dan waktu yang luar biasa untuk membaca, mengedit, dan lainnya.
"Jurnal ini lahan pembelajaran kita untuk meningkatkan kualitas publikasi baik PPM maupun penelitian. Ini menjadi bagian pembelajaran yang luar biasa bagi dosen muda," kata Dadan.
Baca juga: Dosen UGM Bagikan Tips Cantumkan Visualisasi Gambar dan Grafik dalam Karya Ilmiah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News