Webinar Sevima tentant menulis jurnal ilmiah. Dok Sevima.
Webinar Sevima tentant menulis jurnal ilmiah. Dok Sevima.

Tips Menulis Jurnal dari Profesor Universitas Trunojoyo

Arga sumantri • 29 Desember 2021 19:18
Jakarta: Berprofesi sebagai akademisi pasti tak jauh dari kegiatan penelitian dan menuliskannya di jurnal ilmiah. Sebagian kampus telah mewajibkan mahasiswanya untuk menulis jurnal sebagai syarat kelulusan. 
 
Sedangkan dosen, diwajibkan pemerintah untuk menulis jurnal dalam rangka kenaikan pangkat.  Sayangnya, menulis jurnal tak semudah yang dibayangkan. Tak jarang harus dilakukan bertahun-tahun, dan  menghabiskan dana penerbitan sampai puluhan juta rupiah. Belum lagi jika terjebak calo yang meminta uang untuk penerbitan, atau biasa dikenal sebagai jurnal predator
 
Profesor Arif Muntasa dari Universitas Trunojoyo Madura menyatakan, menulis jurnal tidak selalu harus seperti yang disebutkan sebelumnya. Banyak penelitian yang bisa dilakukan secara gratis, bahkan bisa mendapat hibah atau uang bonus penelitian yang jumlahnya fantastis. 

"Menulis sebuah jurnal memanglah bukan sebuah kegiatan yang mudah. Tapi sebenarnya ada banyak cara untuk membuat penulisan jurnal menjadi menyenangkan. Jangan sampai kita terjebak jurnal predator dan harus jual motor untuk meneliti," ungkap Arif pada Webinar SEVIMA, dikutip Rabu, 29 Desember 2021.
 
Menurut Arif, sebelum melakukan publikasi jurnal ilmiah, seorang penulis harus memahami beberapa hal. Agar jurnal yang ditulis dapat terpublikasi, baik di tingkat internasional (Terindeks SCOPUS), maupun di tingkat nasional (Terindeks SINTA). 

Berikut ini tips untuk menulis jurnal ala Profesor Trunojoyo:

1. Pandai memilih jurnal dan penerbit

Banyak penerbit yang menyediakan secara gratis. Ada juga kegiatan hibah penelitian yang memberi dana untuk melakukan penulisan jurnal, dan mengikuti konferensi internasional. 
 
Peluang-peluang ini tersedia luas dan bisa dengan mudah ditemui di internet. Walaupun demikian, memang perlu ketekunan dan ketelitian dalam mengumpulkan informasi tersebut.
 
Baca: Mengenal University of Cambridge, Kampus Top di Inggris
 
Beberapa publikasi gratis terindeks SCOPUS, bisa dicoba. Misalnya International Journal of Technology dari Universitas Indonesia (UI), International Journal on Electrical Engineering and Informatic dari Institut Teknologi Bandung (ITB), serta beberapa penerbit jurnal internasional Elsevier, Taylor and Francis, Sage, dan lainnya. 
 
"Kesempatan itu sangat banyak, tapi tidak jarang karena terlalu banyak informasi, kita menjadi bingung," kata Dosen yang sudah menulis 44 artikel jurnal internasional itu.
 

2. Belajar dari penolakan

Mirip dengan menerbitkan opini di media massa, penerbitan jurnal juga bisa ditolak.  Arif menjelaskan bahwa penolakan sangat wajar. Setelah ditolak, akademisi harus bangkit dan refleksi diri.
 
Biasanya, kata dia, terdapat beberapa alasan kenapa jurnal sering ditolak. Misalnya, naskah di luar area jurnal, unsur naskah kurang lengkap, tata bahasa yang digunakan tidak layak, hingga pembahasan tersebut terlalu dangkal. Itu kita jadikan pelajaran dan perbaikan.
 
Baca: Tips Menyusun Resolusi Tahun Baru dan Mewujudkannya

3. Memilih target jurnal yang tepat dan sesuai kemampuan

Akademisi harus mengetahui bagaimana target jurnal yang dipilih. Mulai dari tingkat kesulitannya, gaya selingkung, preferensi redaksi, hingga batasan-batasan yang ada dalam jurnal tersebut. 
 
Jangan sampai misalnya, penelitian terkait Teknologi, dikirimkan ke jurnal yang membahas seputar tanaman.  
 
"Akademisi sebagai penulis ibaratnya anak tangga, kita bisa coba dulu jurnal yang peringkatnya lebih rendah, sambil bertahap meningkatkan kualitas tulisan kita dan profil kita. Nantinya pasti akan terbiasa sendiri," ungkap Arif. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan