Ketika menyelamatkan diri dari letusan gunung api, masyarakat seringkali abai menggunakan masker. “Abu vulkanik yang kaya akan semen akan mudah menempel pada media yang basah. Jika abu vulkanik terhirup langsung, ia akan menempel dan tercetak di paru-paru kita yang basah dan kandungan oksigennya melimpah. Hal ini dapat menyebabkan permasalahan pernafasan akut,” ujar Ahli Vulkanologi ITB Dr.Eng. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T., dikutip dari laman ITB, Selasa, 7 Desember 2021.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang terdampak material Gunung Semeru untuk selalu menggunakan masker atau kain yang sudah dibasahi air sebagai penutup hidung. Hal ini guna mencegah efek dari abu vulkanik tersebut.
Baca juga: Pakar Unpad Jelaskan Dampak Cuaca Ekstrem terhadap Erupsi Gunung Semeru
Selanjutnya, Dr. Mirzam menyampaikan, berkaca dari kejadian erupsi gunung api yang pernah terjadi di Indonesia sebelumnya, sebagian besar masyarakat lebih percaya kepada juru kunci gunung api setempat. Tidak semua masyarakat yang tinggal di lereng gunung api terjangkau dengan internet dan bisa menerjemahkan hasil monitoring aktivitas gunung api dari para ahli.
“Hal ini menjadi catatan khusus. Masyarakat harus terus diedukasi karena mereka adalah objek yang harus menerima informasi. Minimal masyarakat bisa melakukan self-mitigation dan memahami gejala-gejala gunung api akan meletus. Jika tidak, kesalahan di masa lalu dan kerugian yang besar akan terus terulang,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id