Ia mengatakan kebutuhan data akan semakin kompleks. Tuntutan modernisasi juga dinilai akan memengaruhi, kebutuhan sumber data baru yang berdampak pada pengumpulan dan pemanfaatan data.
Ia menekankan, manusia adalah pusat dari pembangunan. Berdasarkan data yang didapatkan dari berbagai sektor, pembangunan suatu daerah bisa dikatakan berhasil jika kualitas manusia dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonominya tinggi. Sebab, masih banyak daerah di Indonesia yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya rendah.
Ia menambahkan, penelitian yang dihasilkan mahasiswa atau dosen ITS menggunakan olah data yang baik, akan dapat memunculkan informasi pengetahuan baru. Lahirnya terobosan dan inovasi ini akan menciptakan data yang dipatenkan (official statistic).
Baca: Peneliti IPB Kembangkan Inventpro, Alat Tes PCR Murah dan Cepat
"Sehingga mendorong pihak eksekutif menaruh kebijakan yang berdampak pada pembangunan Indonesia yang lebih maju," pungkas Margo saat menyampaikan kuliah umum.
Ketua dari Kesekretariatan Pojok Statistik ITS Ismaini Zain menilai sinergi BPS dengan ITS memberikan dampak positif. Dengan data-data terpercaya yang telah dikumpulkan BPS, akan meningkatkan nilai dari riset mahasiswa atau dosen.
Ia berharap Pojok Statistik ini dapat meningkatkan literasi ilmu statistik bagi sivitas akademika ITS. Tak terkecuali dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yang dapat menjadikan Pojok Statistik sebagai media membantu analisis yang dibutuhkan.
"Maka dari itu, ITS sebagai perguruan tinggi di Jawa Timur yang pertama menghadirkan Pojok Statistik mengharap penuh kepada semua pihak untuk memaksimalkan fasilitas ini," ungkap Ismaini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News