Inventpro buatan peneliti IPB University. Foto: Dok Humas IPB.
Inventpro buatan peneliti IPB University. Foto: Dok Humas IPB.

Peneliti IPB Kembangkan Inventpro, Alat Tes PCR Murah dan Cepat

Arga sumantri • 22 Desember 2021 11:52
Bogor: Sejumlah peneliti IPB University mengembangkan enzim Reverse Transcriptase (RT) inventpro® untuk keperluan molekuler. Para peneliti IPB University tersebut terdiri dari dosen Fakultas Kedokteran Hewan Joko Pamungkas, peneliti di Pusat Studi Satwa Primata IPB Uus Saepuloh dan Diah Iskandriati.
 
Joko menjelaskan, enzim RT inventpro®? merupakan produk yang bermanfaat untuk menyintesis untai deoxyribonucleic acid (DNA) dari Ribonucleic acid (RNA). Dalam teknologi bio-molekuler, proses ini sangat penting aplikasinya dalam berbagai teknik, salah satunya adalah teknik polymerase chain reaction (PCR) yang prinsipnya memanfaatkan proses penggandaan jumlah DNA sehingga diperoleh jumlah cukup yang bisa dideteksi.
 
"Teknik PCR ini tidak bisa menggandakan RNA, sehingga diperlukan enzim RT untuk mengubahnya menjadi DNA," kata Joko mengutip siaran pers IPB, Rabu, 22 Desember 2021.

Produk enzim ini dihasilkan dari bahan gen sintetik dengan modifikasi pada beberapa asam aminonya dan diproduksi menggunakan sistem ekspresi Escherichia coli. Sensitivitasnya telah teruji pada berbagai pemeriksaan pendeteksian virus, termasuk secara spesifik teruji pada deteksi SARS CoV-2, virus penyebab covid-19.
 
"Saat kami sandingkan pemeriksaan side-by-side dengan produk komersial kualitas premium, hasilnya sangat baik," ujar Joko.
 
Baca: Inovasi Undip, Bus Pintar Solusi Transportasi Aman Covid-19
 
Berdasarkan riset yang telah dilakukan, periode simpan pada suhu yang direkomendasikan, telah diuji dan terbukti dapat mempertahankan fungsinya dalam sintesis DNA komplementer. Pada suhu tersebut, enzim tetap terjaga dengan baik selama minimum dua tahun.
 
Karena produksi dilakukan di dalam negeri, enzim RT inventpro®? mudah diperoleh dengan harga yang lebih terjangkau. Joko mengatakan, produk ini juga diandalkan keunggulannya sebagai pendongkrak TKDN alias Tingkat Komponen Dalam Negeri untuk  produk dalam negeri lain yang memanfaatkannya.
 
"Ketersediaan enzim ini akan meningkatkan pengetahuan di bidang biologi molekuler, karena bersama dengan enzim lain, memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan teknik cloning serta perunutan dan karakterisasi RNA," terang pakar Virologi IPB tersebut.
 
Saat ini, lanjut Joko, ketersediaan enzim RT sepenuhnya disuplai oleh pihak industri komersial luar negeri. Sehingga, semua kegiatan penelitian maupun pemanfaatan enzim RT di Indonesia sangat bergantung kepada impor reagensia ini. Keadaan ini kurang menguntungkan dan membuat ketergantungan atas enzim RT sepenuhnya dari luar negeri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan