Inovasi sistem damage road detection berbasis IOT. DOK IPB
Inovasi sistem damage road detection berbasis IOT. DOK IPB

Peneliti ITB Kembangkan Sistem Deteksi Jalan Rusak Berbasis IoT

Renatha Swasty • 30 November 2022 18:43
Jakarta: Peneliti Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (ITB) Gusti Bagus Baskara Nugraha mengembangkan sistem road damage detection berbasis Internet of Things (IoT). Penggunaan IoT untuk sektor transportasi mulai banyak dikembangkan untuk menunjang pengalaman mobilitas yang lebih baik.
 
Beberapa teknologi transportasi yang menggunakan basis IoT, antara lain pengelolaan lalu lintas, self-driving car, otomasi pembelian tiket, monitoring transportasi, serta peningkatan keamanan transportasi publik. Baskara mengembangkan sistem keamanan transportasi berupa road damage detection.
 
Sistem ini dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan mobilitas transportasi di beberapa segmen jalan yang rawan mengalami kerusakan. Sistem akan mengenali kategori jalan rusak serta mengirimkan hasilnya kepada pemerintah terkait yang berwenang mengelola jalan tersebut menggunakan data yang dikumpulkan lewat dashcam kendaraan.

“Kalau kita bisa memanfaatkan data dari dashcam setiap pengguna mobil yang lewat, sistem bisa melaporkan data tersebut secara otomatis ke pihak yang berwenang untuk memberi tahu kalau di lokasi X ada jalan yang perlu diperbaiki,” ujar Baskara dalam workshop berjudul “Pemanfaatan Teknologi IoT dalam Pembangunan Smart Mobility” dikutip dari laman itb.ac.id, Rabu, 30 November 2022.
 
Baskara menyebut saat ini dashcam di pasaran belum mampu melakukan hal tersebut. Sehingga, pengembangan prototipe dashcam khusus masih terus dilakukan.
 
Dashcam yang dikembangkan akan mampu mendeteksi kerusakan jalan mulai dari kategori rusak ringan sampai rusak berat berdasarkan algoritma tertentu yang dikembangkan melalui machine learning. Akurasi data menjadi isu terbesar yang harus dipenuhi oleh sistem pendeteksi ini.
 
Untuk itu, diperlukan sumber data banyak. Hal itu agar sistem dapat mengenali berbagai variasi kerusakan jalan serta meminimalisir kemungkinan salah deteksi.
 
“Pekerjaan machine learning atau artificial intelligence yang paling melelahkan adalah pengumpulan data. Bisa berbulan bulan bahkan bertahun-tahun. Supaya saat kita latih komputernya, dia benar benar pintar dan akurat, jadi datanya harus banyak,” kata dia.
 
Sistem road damage detection saat ini masih mengandalkan identifikasi manual dengan cara melihat video rekaman dashcam langsung, kemudian pengamat harus memblok area jalan yang mengalami kerusakan. Namun, ketika sistem sudah beroperasi optimal, hasil rekaman dashcam akan langsung dikirim ke cloud pusat pada server.
 
Baskara mengungkapkan tantangan yang muncul adalah besarnya bandwidth yang dibutuhkan untuk mengirim dan mengunduh data. Kalaupun bandwidth mencukupi, tantangan lain, masalah biaya relatif besar saat mengirim maupun mengunduh data dari cloud pusat.
 
Pendekatan baru yang ditawarkan untuk menghadapi tantangan ini adalah penggunaan edge computing. Dengan edge computing, pengolahan data akan dilakukan secara lokal dekat dengan sumber data tersebut tanpa harus mengirimnya ke cloud pusat.
 
Hasilnya, data dapat lebih mudah diproses karena rute pengolahan data dari lokal ke sistem cloud lebih pendek. Edge computing ini nantinya akan diwujudkan dalam bentuk sistem cloud di dalam dashcam.
 
Selain itu, sistem road damage detection juga masih menghadapi beberapa tantangan yang berasal dari luar sistem. Contohnya, kondisi lingkungan eksternal berupa lalu lintas padat dan perbedaan faktor pencahayaan saat pagi, siang, atau malam.
 
Kedua faktor ini sangat berpotensi menyebabkan gagal deteksi kerusakan jalan oleh sistem. Oleh karena itu, sistem road damage detection juga masih harus melalui tahap-tahap perbaikan lebih lanjut untuk menyempurnakan cara kerjanya.
 
Baca juga: Riset Harus Berbiaya Mahal? Ini Kiat agar Murah dan Mudah ala Prof. Mikrajuddin

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan