Ilustrasi tidur. DOK Pexels
Ilustrasi tidur. DOK Pexels

Ketindihan Bukan Gangguan Mistis, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Renatha Swasty • 02 Oktober 2025 22:03
Jakarta: Pernahkah Sobat Medcom mengalami kondisi tidak bisa bergerak dan merasa ada yang menindih saat bangun tidur? Fenomena tersebut dikenal sebagai sleep paralysis.
 
Kondisi ini ternyata bukan gangguan mistis, melainkan fenomena ilmiah yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Sebenarnya apa itu sleep paralysis? Simak penjelasan lengkap di bawah ini:
 

Apa itu sleep paralysis?

Dilansir dari akun Instagram @brin_indonesia, sleep paralysis merupakan kondisi saat seseorang merasa tidak bisa bergerak atau berbicara ketika hendak bangun tidur. Meskipun saat itu otak sudah terbangun dan menyadari lingkungan sekitarnya, tetapi otot tubuh masih terkunci dalam fase tidur Rapid Eye Movement (REM). Akibatnya, tubuh sulit bergerak dan muncul halusinasi yang sering dikaitkan dengan hal mistis.
 
Siklus tidur manusia memiliki empat fase, yakni transisi, tidur ringan, tidur dalam, dan terakhir fase REM (rapid eye movement). Pada fase REM, otot tetap aktif dan bermimpi, namun tubuh (otot) mengalami atonia (lemas atau tidak bertenaga).

Sleep paralysis dapat terjadi saat kesadaran muncul, tetapi atonia belum hilang sehingga kamu tidak bisa bergerak meski sudah terbangun. Tentunya, kondisi ini akan membuat kamu panik dan merasa terjebak.
 
Penelitian di Indonesia menunjukkan sleep paralysis cukup tinggi terjadi pada seseorang akibat stres dan kurang tidur. Selain itu, beberapa faktor yang meningkatkan risiko sleep paralysis mencakup gangguan tidur, tidur mendadak atau mudah mengantuk (narkolepsi), stres, kecemasan, posisi tidur terlentang, kurang tidur, serta faktor genetik.
 
Meskipun mirip, berikut perbedaan sleep paralysis dengan gangguan tidur lainnya.

Perbedaan sleep paralysis dengan gangguan tidur lainnya

  1. Sleep Apnea bisa terjadi karena sulit bernapas
  2. Night Terror berupa jeritan atau panik saat tidur, tanpa kesadaran penuh
  3. Mimpi buruk dapat terjadi saat tidur, sedangkan sleep paralysis bisa terjadi saat sadar tapi tak bisa bergerak
  4. Narkolepsi ditandai mudah tertidur dan tidur berlebihan, sering disertai dengan sleep paralysis
Baca juga: Mengenal Mikroorganisme dan Perannya Dalam Kehidupan Manusia 

Meski ada penjelasan ilmiahnya, masyarakat kerap mengaitkan sleep paralysis dengan hal mistis karena halusinasi sensorik berupa ada makhluk yang menindih atau juga terdapat suara aneh, maupun bayangan gelap (hypnagogic/hypnopompic hallucinations). Kondisi saat mengalami ketidakmampuan bergerak juga menimbulkan kesan dianggap atau dikuasai makhluk halus.
 
Budaya dan kepercayaan lokal turut mengaitkan fenomena ini dengan "tindihan kuntilanak" atau gangguan makhluk halus. Karena itu, kamu bisa menghindari sleep paralysis, dengan menerapkan sleep hygiene, yakni tidur dengan lingkungan yang nyaman, menghindari makan berat dan konsumsi kafein, serta olahraga berat sebelum tidur.
 
Selain itu, kamu disarankan untuk membatasi media sosial, menerapkan jadwal tidur yang teratur, menghindari posisi telentang, dan mengelola stres melalui meditasi serta berolahraga.
 
Apabila mengalami sleep paralysis, kamu bisa mengatasinya dengan mengikuti cara berikut ini:

Cara mengatasi sleep paralysis saat tidur

  1. Tetap tenang dan ingat bahwa ini sementara
  2. Fokus dengan menggerakan otot kecil seperti jari atau mata
  3. Mengatur napas perlahan lewat hidung lalu mulut
  4. Membayangkan diri terapung di air agar tidak panik
  5. Hindari melawan agar tubuh cepat rileks
Periset Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Irmansyah, mengatakan sleep paralysis merupakan fenomena alamiah yang bisa terjadi oleh siapa pun. Fenomena ini terjadi hanya sesekali.
 
Sleep paralysis juga bukan gangguan supranatural atau penyakit serius. Dengan pemahaman ilmiah dan manajemen tidur yang baik, kamu bisa mencegah terjadinya sleep paralysis. Jika sering terjadi dan mengganggu, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
 
“Sleep paralysis adalah fenomena alamiah yang bisa dialami siapa saja, terjadi hanya sesekali. Kondisi ini bukan pertanda gangguan supranatural atau penyakit serius. Dengan pemahaman ilmiah dan manajemen tidur yang baik, kita bisa mencegah terjadinya sleep paralysis. Jika sering terjadi dan mengganggu, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut” kata Irmansyah dikutip dari akun Instagram @brin_indonesia, Kamis, 2 Oktober 2025. (Bramcov Stivens Situmeang
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan