Ilustrasi tidur. DOK Unsplash
Ilustrasi tidur. DOK Unsplash

Memahami Fenomena Ketindihan Secara Ilmiah: Penyebab dan Cara Mencegahnya

Renatha Swasty • 05 Agustus 2025 15:28
Jakarta: Sobat Medcom mungkin pernah merasakan ketindihan saat tidur. Ini merupakan fenomena ketika terbangun dari tidur, lalu tidak bisa bergerak sama sekali.
 
Menurut penelitian, 20-45 persen manusia pernah mengalami kejadian ini satu kali dalam
hidup. Nah, fenomena ketindihan ini kerap dikaitkan dengan setan yang menduduki tubuh kita. 
 
Yuk kita mengenal lebih dalam dengan fenomena ketindihan. Apakah benar ada setan menduduki tubuh kita? Simak penjelasannya berikut ini dikutip dari akun Instagram @ruangguru:

Di Indonesia, fenomena ketindihan biasa disebut dengan rep-repan atau eurep-eurep. Tak cuma di Indonesia, fenemona ini ada banyak sebutannya di belahan dunia lain. 
 
Masyarakat dari etnis Hmong di Vietnam dan Laos menyebutnya dengan 'dab tsong'. Sementara itu, penduduk Skandinavia menganggap fenomena ini terjadi karena ada setan cilik 'Mare' yang menindih mereka.
 
Orang es kimo menganggap ketindihan sebagai fenomena roh manusia keluar dari tubuh dan tidak bisa masuk lagi.
 
Kamu tahu enggak sih, ketindihan bisa dijelaskan secara ilmiah Iho. Dalam istilah ilmiah, ketindihan disebut dengan sleep paralysis.
 
Sleep Paralysis terjadi ketika mekanisme otak dan tubuh tidak selaras. Selama tidur, ada empat fase yang kita alami:

Fase tidur

1. Nrem 

Ini saat kita merem melek atau tidur ayam. Mata bergerak perlahan dan aktivitas otot mulai menurun.

2. Nrem 2: Persiapan tidur

Gerakan bola mata berhenti, detak jantung melambat, suhu tubuh menurun.

3. Nrem 3: Tidur lelap

Gelombang otak sangat lambat dan tubuh dalam keadaan rileks

4. Rem: Bermimpi

Mata bergerak cepat, napas pendek tekanan darah meningkat, gelombang otak sama seperti bangun. 
 
Baca juga: Kurang Tidur Picu Gangguan Kesehatan Mental  

Seharusnya, dalam tidur kita melewati semua fase itu. Nah, ketindihan atau Sleep Paralysis akan terjadi karena kita bangun saat berada di tengah fase REM. Fase di mana kita seharusnya asyik bermimpi dan mengistirahatkan otot-otot tubuh.
 
Menurut Andreas Prasadja, satu-satunya dokter medis ahli gangguan tidur di Indonesia, Sleep Paralysis adalah tanda yang diberikan tubuh seseorang terlalu lelah dan kurang tidur. Sayangnya, masyarakat di Indonesia sering mempunyai pendapat salah tentang ini.
 
Terdapat bermacam-macam Sleep Paralysis. Berikut penjelasannya: 

Macam-macam Sleep Paralysis

1. Hypnopompic Sleep Paralysis

Kondisi ini terjadi saat tubuh mengira kita masih tidur, padahal sudah bangun. Tubuh berpikir kita bermimpi. Padahal, yang kita lihat adalah dunia yang sebenarnya.
 
Tak heran, sewaktu ketindihan, kita suka melihat sosok aneh. Sebetulnya, itu adalah halusinasi dari mimpi kita sendiri.

2. Hynagogic Sleep Paralysis

Di sisi lain, ada fenomena yang terjadi ketika kita sudah rileks, otot-otot sudah lemas terlebih dahulu, padahal belum masuk fase tidur. Jadi, kesadaran kita masih ada, tapi tubuh merasa "kita sudah tidur".
 
Buat kamu yang terganggu dengan Sleep Paralysis, ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah 'ketindihan' ini. Berikut cara mencegah macam-macam Sleep Paralysis:

Cara mencegah macam-macam Sleep Paralysis

  1. Tenangkan diri sebelum tidur
  2. Basuk muka ketika ingin tidur
  3. Tidur tepat pada waktunya
  4. Tidur dengan posisi miring. 
Nah, itulah hal-hal mengenai Sleep Paralysis. Jadi, bukan karena ditindih setan ya Sobat Medcom. Semoga informasi ini bermanfaat. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan