"Saat ini memang baru ada satu yang mengembangkan rapid test antigen yaitu dari Universitas Padjajaran dengan nama CePAD ya. Nah, saat ini menurut informasi sudah bisa diproduksi sampai 1 juta unit per bulannya," ungkap dalam konverensi pers di Bali, mengutip Media Indonesia, Kamis, 24 Desember 2020.
Menurut dia, dengan hadirnya produk buatan anak bangsa itu, masyarakat sudah bisa memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan. Mengingat dengan adanya aturan baru, rapid test antigen menjadi alternatif untuk mempercepat deteksi penyebaran virus.
"Seharusnya bisa mulai dipakai untuk tempat-tempat umum maupun dipakai untuk keperluan melakukan pendeteksian cepat covid-19," ujarnya.
Baca: Kurangi Impor Obat, Menristek Dorong Pemanfaatan Herbal Dalam Negeri
Bambang pun berharap para peneliti bisa terus mengembangkan produk lainnya. Inovasi produk dalam negeri harus terus didorong agar Indonesia bisa mandiri secara teknologi.
"Sudah ada satu produk mudah-mudahan disusul produk lainnya dalam 1 bulan ke depan," tambah Bambang.
Unpad telah berhasil mengembangkan rapid test antigen CePAD. Rapid test antigen ini sudah mulai diproduksi dan didistribusi, meski baru memenuhi permitaan di Provinsi Jawa Barat. Rapid test antigen tersebut dinyatakan lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi. Sehingga menjadi jalan alternatif dari test PCR yang lebih akurat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News