Guru Besar Unair Poedji Hastutiek. DOK Unair
Guru Besar Unair Poedji Hastutiek. DOK Unair

Guru Besar Unair Temukan Obat Scabies dari Tanaman Liar untuk Hewan Ternak

Renatha Swasty • 02 Maret 2023 20:12
Jakarta: Kudis atau scabies merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan tungau Sarcoptes scabiei. Tanda dan gejala jika terinfeksi tungau itu akan merasa gatal pada kulit.
 
Scabies tak cuma menyerang manusia tapi juga hewan. Scabies bisa dijumpai di berbagai jenis hewan, seperti ternak kambing, babi, sapi, kerbau, kelinci, dan hewan peliharaan, yaitu anjing, kucing, musang, serta hewan liar lainnya.
 
“Scabies merupakan penyakit menular khususnya pada hewan ternak. Scabies menyerang hewan muda stres, malnutrisi, immunocompromised, overcrowding, rendahnya higienitas, serta sosial ekonomi rendah,” beber Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Poedji Hastutiek dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 2 Februari 2023.

Poedji mengatakan hewan yang mengalami scabies selain gatal dapat mengakibatkan luka pada kulit. Sehingga, bulu hewan menjadi rontok dan sulit disembuhkan.
 
“Scabies mudah ditemukan di negara beriklim tropis dan padat penduduk seperti di Indonesia,” kata dia.
 
Pengobatan scabies pada hewan dapat dilakukan dengan memberikan suntikan berupa ivermectin. Namun, obat ini mahal, sulit ditemukan, tidak cocok untuk pencegahan dan pengobatan massal, hingga dapat berpotensi mengakibatkan resistensi terhadap obat.
 
“Penggunaan ivermectin kurang efisien jika diberikan pada hewan ternak dalam jumlah besar. Sementara itu, resistensi dapat menyebabkan kegagalan pada pengobatan, sehingga peternak harus mengeluarkan biaya yang lebih besar,” ungkap dia.
 
Selain itu, kata dia, penggunaan ivermectin yang tidak tepat dapat meninggalkan zat sisa pada daging dan susu. Hal itu akan membahayakan manusia apabila mengonsumsinya.
 
Poedji lantas meneliti potensi bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat scabies. Hasil penelitiannya menemukan tanaman Permot atau Passiflora foetida Linn yang merupakan tanaman liar berpotensi dijadikan obat scabies.
 
Dia menuturkan setelah diteliti ternyata ekstrak daun Permot mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, dan terpenoid. “Ketiga senyawa ini dapat membunuh tungau serta dapat memengaruhi penyembuhan kulit yang bekerja dengan merangsang pembentukan sel-sel baru,” papar dia.
 
Poedji menyebut ekstrak daun Permot berpotensi dikembangkan menjadi bioakarisida scabies ramah lingkungan. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai bentuk sediaan dan pemanfaatan teknologi nanopartikel serta uji klinis sangat diperlukan.
 
“Ekstrak daun Permot dapat dikembangkan menjadi bioakarisida untuk scabies ramah lingkungan. Sehingga, hal ini dapat memberikan manfaat untuk kesehatan ternak dan memaksimalkan pendapatan peternak,” ujar dia.
 
Baca juga: Dosen Unair Daftarkan Hak Paten Tepung Mangrove

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan