anak pertama disebut memiliki sifat manja dan sering menguasai; anak kedua lebih bertanggung jawab dan menjadi penengah; sedangkan anak bungsu suka mencari perhatian dan kurang bertanggung jawab.
Apakah benar urutan kelahiran memengaruhi kepribadian bahkan tingkat kecerdasan anak? Yuk simak penjelasannya berikut ini:
Pakar Genetika Ekologi IPB University, Ronny Rachman Noor, menjelaskan sampai saat ini berbagai hasil penelitian menggunakan data masif menunjukkan urutan kelahiran tidak berpengaruh nyata terhadap kepribadian anak.
“Berbagai hasil penelitian ini menunjukan perbedaan kepribadian anak sulung, anak tengah, anak bungsu, ataupun anak tunggal lebih banyak dipengaruhi oleh peluang perangkat genetik (blue print) dari kedua orang tua,” papar Ronny, Selasa, 15 April 2025.
Dia menjelaskan kepribadian anak bila diurai lebih jauh dipengaruhi oleh faktor genetik sebesar 50 persen sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Teori urutan kelahiran Adler
Teori terkait urutan kelahiran berpengaruh pada sifat dan kepribadian anak sudah lama berkembang dan cukup banyak pengikutnya. Salah satu teori yang cukup terkenal yang sering banyak diacu terkait dengan hal ini adalah teori Adler yang berkembang di awal abad 20.Alfred Adler merupakan seorang psikiater Austria yang mencoba menghubungkan dan menyimpulkan urutan kelahiran dapat memengaruhi kepribadian anak. Pemikiran Andler tidak terlepas dari pemikiran Sigmund Freud pakar analis psikologi.
“Secara garis besar, teori Adler ini menyatakan bahwa anak sulung cenderung mengembangkan rasa tanggung jawab yang kuat, anak tengah cenderung menginginkan perhatian, dan anak bungsu cenderung memiliki rasa petualangan dan pemberontakan,” beber dia.
Sebenarnya, pola pemikiran Andler tidak sepenuhnya keliru bila dipandang dari perkembangan keilmuan mutakhir. Sebab, selain faktor genetik, sifat dan kepribadian anak juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, termasuk lingkungan keluarga tempat anak dibesarkan.
“Perkembangan anak sulung tentunya tidak terlepas dari porsi perhatian orang tua. Anak sulung biasanya lebih banyak mendapatkan perhatian dibandingkan dengan anak yang lahir berikutnya karena kedua orang tua baru pertama kali mendapatkan anak,” ucap dia.
Baca juga: Simak Yuk, Ini 7 Hal yang Diwariskan Ayah Kepada Anaknya |
Di samping itu, orang tua pada fase kelahiran anak pertama masih banyak belajar mengasuh anak sehingga cenderung lebih berhati-hati. Oleh sebab itu, tidak jarang anak sulung ketika dihadapkan pada kenyataan menghadapi kehadiran adiknya di keluarga akan mengalami “sindrom anak sulung” yang dicirikan dengan rasa tersisihkan.
Dalam perkembangannya, anak sulung memiliki kepribadian sebagai pemimpin, memiliki prestasi menonjol, lebih bertanggung jawab, dan lebih dewasa. Anak yang lahir kemudian atau yang dikenal dengan anak tengah, menurut teori ini cenderung menjadi pendamai keluarga karena mereka sering kali harus memediasi konflik antara saudara yang lebih tua dan yang lebih muda.
Anak tengah cenderung dibayangi oleh pengaruh saudara tertua sehingga tidak heran sering mencari perhatian di luar keluarga. Dengan situasi seperti ini, anak tengah sering dikaitkan dengan sifat kemandirian, suka bergaul, mudah beradaptasi, pencemburu, kompetitif, dan sering kali kurang percaya diri.
Salah satu karakter yang juga sering menonjol dari anak tengah adalah sifat pemberontak yang diduga muncul karena ingin menjauh dari pengaruh saudara kandungnya.
Anak bungsu sering kali diperlakukan sebagai bayi di dalam keluarga sehingga tidak heran cenderung dimanja oleh orang tua dan saudaranya. Oleh sebab itu, kepribadian anak bungsu kerap kali dihubungkan sifat ramah, suka hura-hura, berjiwa bebas, kurang dewasa, manipulatif, egois, memiliki ketergantungan yang tinggi dan lebih berani mengambil risiko.
“Jika diperhatikan lebih cermat lagi, kepribadian anak tunggal lebih mirip dengan anak sulung karena dimanja secara penuh oleh kedua orang tuanya. Mereka juga tidak pernah mengalami situasi berbagi kasih sayang dengan saudaranya. Dalam situasi seperti ini, anak tunggal menunjukkan sifat yang lebih dewasa, rajin, perfeksionis, penuh imajinasi, imajinatif, mandiri, dan cenderung sensitif,” papar Ronny.
Ronny mengatakan fenomena yang ditemukan oleh Adler ini bukan ditentukan oleh urutan kelahiran. Menurutnya, hal tersebut lebih banyak ditentukan oleh lingkungan tempat anak tersebut dibesarkan.
“Perbedaan perhatian dan pola asuh orang tua pada anak yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, bukan ditentukan oleh urutan kelahirannya,” jelas dia.
Di samping itu, perbedaan sifat dan kepribadian ini juga sangat dipengaruhi oleh komposisi gen yang diwariskan dari kedua orang tuanya. Dalam ilmu genetik, perbedaan blue print genetik sangat dipengaruhi oleh peluang pertemuan sel telur dan sperma yang mengandung variasi genetik berbeda.
Baca juga: 5 Sifat Ini Diturunkan dari Ibu Kepada Anaknya |
Faktor genetik (G) akan bergabung dengan pengaruh lingkungan (L) seperti misalnya gaya pengasuhan, kondisi keharmonisan keluarga, kepribadian kedua orang tua, dan lainnya.
“Kepribadian anak yang sudah terbentuk di dalam keluarga dapat mengalami variasi sifat ketika berada pada lingkungan berbeda. Hal ini dikenal dengan pengaruh interaksi antara faktor genetik dan lingkungan (GxL),” jelas Ronny.
Secara keseluruhan, kepribadian anak yang dikenal sebagai fenotipe merupakan hasil gabungan pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan interaksi antara genetik dan lingkungan yang digambarkan dengan persamaan P = G + L + GxL.
“Secara umum dapat dikatakan sifat dan kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, status sosial keluarga, sumber daya keluarga, faktor kesehatan, gaya pengasuhan, dan variabel lingkungan lainnya,” tutur dia.
“Faktor keluarga lainnya, seperti jarak usia antara saudara kandung, jenis kelamin saudara kandung, umur orang tua dan jumlah anak dalam keluarga juga dapat memengaruhi karakter anak,” ujar Prof Ronny.
Ronny mengungkapkan hasil penelitian juga menunjukkan perbedaan tingkat kecerdasan anak tidak banyak dipengaruhi oleh urutan kelahiran. Sama halnya dengan karakter, tingkat kecerdasan lebih dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tempat anak dibesarkan.
Banyaknya pengikut teori Adler menyatakan kepribadian anak dipengaruhi oleh urutan kelahiran lebih cenderung mengarah pada stereotipe yang lemah bukti ilmiahnya. Ronny mengatakan bila ditelisik lebih dalam lagi, pada kenyataannya urutan kelahiran merupakan interaksi kompleks dari berbagai faktor lingkungan dan bukanlah penentu mutlak kepribadian seorang anak.
Pasalnya, ada faktor lain yang lebih menonjol yang menjadi penentu kepribadian anak, yaitu faktor genetik. “Tidak dapat dimungkiriurutan kelahiran terkait dengan lingkungan yang diberikan seperti perhatian, fasilitas kasih sayang, cara mengasuh yang kesemuanya ini tergabung dalam faktor lingkungan yang kompleks dan akan bergabung dengan faktor genetik membentuk sifat dan kepribadian anak,” ujar Ronny.
Teori Frank Sulloway yang menyatakan urutan kelahiran memengaruhi kepribadian melalui persaingan antarsaudara kandung dan kebutuhan untuk menegaskan diri sendiri–yang mengarah pada sifat-sifat yang berbeda pada anak sulung dan anak bungsu– juga dapat dijelaskan dengan hal yang sama.
“Sifat dan kepribadian lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik bukan oleh urutan kelahiran karena berdasarkan berbagai hasil penelitian faktor genetika telah dibuktikan memainkan peran penting dalam pengembangan sifat-sifat seperti ekstroversi, neurotisme serta keterbukaan,” tutup Ronny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id