"Sampai 51 sampel yang kami laksanakan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) virus SARS-CoV-2 (penyebab covid-19) dari dua daerah tadi belum ada mutasi dengan varian B117," kata Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi di Yogyakarta, Jumat, 5 Maret 2021.
Menurut Gunadi, pemeriksaan sampel dengan metode whole genom sequencing (WGS) atau pengurutan keseluruhan genom dari virus SARS-CoV-2 memang rutin dilakukan oleh Pokja untuk wilayah DIY dan Jateng bagian selatan. Kegiatan penelusuran ini berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
Baca: Antisipasi Covid-19 Varian Afsel dan Brasil, LIPI: Beberapa Perusahaan Modifikasi Vaksin
WGS ini diprioritaskan untuk sampel pasien covid-19 yang baru tiba dari luar negeri, baik WNI atau WNA. Sampel juga diambil dari pasien dengan gajala berat, pasien yang mengalami reinfeksi, serta lansia dan anak-anak.
Dari 474 sampel virus korona hasil WGS yang dikirimkan Indonesia kepada platform data virus influenza internasional (GISAID) sampai 4 Maret 2021, 51 sampel di antaranya disumbang oleh Pokja Genetik UGM. "Dari 474 sampel itu juga yang kemudian ditemukan dua sampel di Karawang yang mengandung varian Inggris (B117)," ujar dia.
Gunadi mengatakan berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 51 sampel pasien covid-19 di DIY dan Jateng bagian selatan pada Februari 2021, sebagian besar masih didominasi oleh varian D614G.
Menurut dia, varian D614G merupakan hasil mutasi SARS-CoV-2 yang telah mendominasi kasus positif covid-19 di Indonesia, bahkan di seluruh dunia hingga saat ini. Varian ini disebut tidak berpengaruh pada derajat keparahan dan banyak ditemukan pada OTG, paisien kondisi ringan, sedang, hingga berat.
"D614G ini masih mendominasi 92 persen virus penyebab COVID-19 di dunia," ungkapnya.
Menurut dia, bermutasi dengan membentuk varian-varian baru merupakan hal yang normal dilakukan virus jenis apa pun untuk bertahan. Beberapa varian hasil mutasi SARS-CoV-2 yang sejauh ini sudah ada di antaranya varian Afrika Selatan, varian Brazil, sampai varian Rusia.
"Kalau kita bereaksi berlebihan dengan semua varian yang muncul hidup kita juga tidak akan menyelesaikan masalah karena varian baru itu akan terus bermunculan," kata dia.
Baca: Pakar Unpad: Replikasi dan Penularan B117 Dua Kali Lebih Cepat
Meski dinyatakan memiliki daya tular 70 persen lebih tinggi, ia berharap masyarakat tidak terlalu khawatir berlebihan dengan B117. Sebab, varian baru ini belum terbukti mempengaruhi derajat keparahan pada pasien covid-19.
Di sisi lain, menurut dia, Kemenkes telah melakukan pelacakan kontak erat dari dua pasien covid-19 yang sampel usapnya mengandung B117. "Yang jelas tetap lakukan protokol 5 M (mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas), selama ini kan itu cukup efektif," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News