"Dari sejumlah jurnal yang saya pelajari, untuk varian baru virus ini (B117) gejalanya sama, namun lebih cepat menular. Kalau virus biasa menular dalam waktu lima hari, ini dalam dua sampai tiga hari bisa menular ke orang," kata Mia saat dihubungi, Jumat, 5 Maret 2021.
Ia mengatakan, hasil penelitian sejak awal pandemi di Indonesia melaporkan bahwa virus korona diketahui memiliki jenis protein tertentu. Varian B117 memperlihatkan karakteristik hilangnya gen 69 dan 70 yang membuat virus baru itu mempunyai kemampuan replikasi dan penularan dua kali lebih cepat.
Baca: Seberapa Bahaya Covid-19 B117? Ini Penjelasan Pakar UGM
Mutasi virus korona yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020 itu terjadi karena kemampuan berkembang biak di dalam tubuh manusia sebagai inang untuk mereplikasi diri. Saat inangnya berubah, kata Mia, virus akan beradaptasi supaya bisa masuk dan menginfeksi inang untuk memperbanyak diri hingga terjadi mutasi virus.
"Virus korona memiliki kemampuan mutasi yang cepat karena ia mempunyai asam nukleat RNA yang secara teoritis memang lebih mudah bermutasi. Riset Harvard-MIT memperlihatkan virus corona bisa bermutasi dalam satu hingga dua bulan," terangnya.
Mia belum dapat memastikan tingkat keganasan B117. Namun, kemajuan teknologi dalam bidang deteksi dini covid-19 masih sanggup mengenali varian virus baru tersebut.
"Alat tes cepat seperti antigen masih sanggup mendeteksi secara dini virus baru ini. Namun yang paling efektif memang PCR yang berbasis laboratorium," ujarnya.
Varian B117 yang diumumkan oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono tepat peringatan setahun covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2021, perlu disikapi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Upaya efektif mencegah perkembangbiakan virus corona yang paling efektif, menurut Mia yakni dengan menerapkan 5M, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi pergerakan ke luar rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News