Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) Gunadi, mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan varian baru tersebut. Sebab, tidak ada laporan soal hubungan antara varian Inggris ini dengan derajat keparahan pasien covid-19.
"Riset awal bulan Desember menyatakan tidak ada hubungan antara varian Inggris ini dengan derajat keparahan pasien covid-19. Riset terbaru menunjukkan bahwa varian ini meningkatkan risiko derajat berat pasien. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi," kata Gunadi dalam keterangannya, Kamis, 4 Maret 2021.
Baca: Kapan Antibodi Penerima Vaksin Covid-19 Terbentuk? Ini Penjelasan Pakar Unpad
Guna mengantisipasi agar tidak terinfeksi mutasi varian Inggris ini, masyarakat diharapkan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat. Dengan selalu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak dengan menghindari kerumunan.
"Masyarakat boleh waspada dengan adanya mutasi baru tersebut, namun tidak perlu disikapi dengan kekhawatiran berlebihan. Masyarakat tetap harus menerapkan 3M," ujarnya.
Soal adanya isu yang menyebutkan bahwa varian baru tersebut kebal dari vaksin, menurut Gunadi isu tersebut tidak benar. Sebab, data riset menunjukkan varian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efikasi vaksin.
"Info itu tidak benar, data riset menunjukkan bahwa varian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efikasi vaksin yang sudah beredar, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, maupun Sinovac," paparnya.
Demi mengantisipasi penyebaran varian Inggris ini, ia berharap pemerintah melalui Satgas Covid-19 melakukan contact tracing dengan tepat dan cepat terutama pasien dari perjalanan luar negeri. Selanjutnya, terus meningkatkan surveilans genomik serta membatasi mobilitas warga yang tidak perlu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News