"Dalam waktu dua minggu mudah-mudahan, portable ventilator diproduksi dalam jumlah besar," kata Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam konferensi video, Senin, 6 April 2020.
Bambang mengatakan ventilator biasanya dibutuhkan pasien korona non intensive care unit (ICU). Ventilator menjadi krusial lantaran banyak pasien korona yang membutuhkannya.
Baca: Ventilator Nusantara Buatan UIN Bandung Berbiaya Rendah
Bambang menjelaskan ventilator portabel ini berbasis bagging bag atau yang umum dikenal dengan ambu bag. Ventilator ini mengadopsi desain open source ventilator yang dikembangkan di Eropa dengan modifikasi menyesuaikan material dan komponen yang ada di lokal. Ventilator portabel ini juga dilengkapi sensor dan sistem kontrol untuk memenuhi fungsi dan keamanan dalam pengoperasiannya.
“Tentunya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hampir 100 persen,” terangnya.
Ventilator portabel yang pertama sudah diuji oleh dokter dan Kementerian Kesehatan. Selanjutnya, akan diuji coba di rumah sakit (RS). Saat ini, BPPT sedang menyelesaikan purwarupa ventilator portabel sebelum usulan sertifikasinya diajukan pada Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Setelah mendapat sertifikasi, ventilator portabel ini akan diproduksi massal oleh industri nasional untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News