Sehingga, hasil pertanian dan perkebunan tak sekadar berujung menjadi fosil. Tapi, dapat diolah kembali menjadi bahan bakar.
"Pemanfaatan inovasi teknologi pemrosesan biomassa menjadi biofuel yang efesien dan murah ini mempunyai dampak pada peningkatan nilai tambah biomassa yang selama ini belum maksimal," kata Rizal dalam orasi ilmiahnya secara daring, Rabu, 26 Oktober 2022.
Rizal menjelaskan pemrosesan biomassa hasil pertanian dan perkebunan menjadi biofuel didapatkan dengan cara inkubasi. Dia berharap bahan bakar ini nantinya dapat ditangkap pelaku bisnis untuk menghadirkan energi baru terbarukan.
"Apalagi kita tahu banyaknya pembangunan di sektor industri dan transportasi ini membutuhkan energi besar dan memiliki tantangan tersendiri," jelas dia.
Rizal menyebut pertumbuhan industri biofuel di Indonesia merupakan suatu keniscayaan. Dia mengatakan diperlukan peningkatan peran dari semua pihak dengan pembagian tanggung jawab yang jelas dan saling menguntungkan.
"Output dari sinergi tersebut diharapkan dapat menawarkan produk inovasi berbasis teknologi yang berkelanjutan, melahirkan usaha baru berbasis bisnis dan teknologi, memberikan efek komersialisasi hasil inovasi, dan menghasilkan market atau pasar," tutur dia.
Baca juga: Tak Perlu ke Luar Negeri, Pengujian Jembatan Bentang Panjang Bisa di Indonesia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News