Hasil risetnya memberikan inovasi terhadap teknologi pengujian aerodinamika dan aeroelastika di Indonesia. Hal ini mempermudah pengujian jembatan bentang panjang atau jembatan dengan panjang lebih dari 4.000 meter di Tanah Air.
"Dengan adanya fasilitas pengujian di dalam negeri maka semua pengujian aerodinamika dan aeroelastika sudah tidak perlu dilakukan di luar negeri," kata Farid dalam orasi ilmiahnya secara daring, Rabu, 26 Oktober 2022.
Riset Farid membuat dana pembangunan jembatan dapat dihemat. Fasilitas yang ada dapat dimanfaatkan maksimal dan tenaga ahli di dalam negeri semakin terlatih.
"Potensi besar ini harus didukung oleh pemangku kepentingan dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri untuk menyongsong Indonesia maju dan tumbuh," tutur Farid.
Dia mengatakan untuk menjamin hasil uji model selanjutnya perlu dikembangkan parameter pengujian yang konsisten. Farid menyebut perlu monitoring berkelanjutan terhadap struktur jembatan saat beroperasi.
"Monitoring dilakukan dengan pemasangan instrumentasi di sejumlah titik di jembatan yang mengalami pembebanan kritis yang didukung oleh teknologi terkini seperti artificial intelligence, cloud system dan internet of things," papar dia.
Baca juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News