Surabaya: Tiga mahasiswa Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas desain alat budidaya ikan tuna lepas pantai otomatis bertenaga surya. Alat ini diharapkan mampu meningkatkan potensi budidaya ikan lepas pantai di Indonesia.
Tim beranggotakan Muhammad Akbar Hardian, Dinda Febriani Analiyah, dan Brigitta Violna El Tito. Salah satu anggota tim, Dinda Febriani mengatakan, Indonesia memiliki potensi laut yang besar dan perlu lebih dimaksimalkan.
"Salah satu potensi besar yang perlu dimaksimalkan adalah budidaya ikan tuna lepas pantai," ungkap Dinda mengutip siaran pers ITS, Kamis, 25 Maret 2021.
Baca: Riset UGM: Banyak Masyarakat Percaya Teori Konspirasi Soal Vaksin Covid-19
Mahasiswi kelahiran 2001 ini menyatakan, saat ini budidaya ikan lepas pantai di Indonesia masih dilakukan secara manual. Diperlukan sekitar 15 sampai 20 orang per hari untuk mengurus tempat budidaya ikan tersebut. Tentu ada risiko pekerjaan yang dihadapi seperti tingginya angka kecelakaan kerja. "Karenanya, budidaya ikan lepas pantai di Indonesia belum efisien," ujarnya.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim ini berinovasi mendesain sebuah alat budidaya ikan lepas pantai bernama ASTOR atau Automatic Offshore Aquaculture with Solar Energy. Alat ini didesain untuk meningkatkan produksi budidaya ikan tuna lepas pantai.
"Ikan tuna merupakan potensi besar yang dimiliki Indonesia dengan kontribusi penghasilan sebesar USD 480 juta per tahunnya," terang Dinda.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan