"Kalau di-approve dia sama dengan mengambil lima atau empat mata kuliah di dalam satu semester," sebut Nadiem dalam siaran YouTube Medcom.id program Newsmaker yang dikutip Selasa, 18 Mei 2021.
Artinya, mahasiswa tidak perlu lagi khawatir meninggalkan mata kuliah jika terlibat dalam suatu riset. "Jadi tidak ada yang dikorbankan saat mahasiswa fully dalam proyek riset," sambungnya.
Hal ini serupa dengan program magang yang diterapkan dalam kebijakan Kampus Merdeka. Mahasiswa yang magang selama satu semester dapat disetarakan dengan mengambil 20 SKS.
"Jadi semua aktivitas riset bisa menjadi full impresive semester. Sama seperti Kampus Merdeka mahasiswa bisa lima sampai enam bulan melakukan projecet base di satu perusahaan dia mendapat full 20 SKS," terangnya.
Baca juga: Ini Prioritas Nadiem Setelah Pimpin Bidang Ristek
Dia juga ingin menyamakan status riset dengan kegiatan magang bersertifikat di perusahaan. Tak hanya mahasiswa, para dosen peneliti juga mendapat kebebasan yang sama ketika melakukan riset.
Misalnya, kata Nadiem, bagaimana dosen peneliti yang melakukan riset tetap bisa sukses menjalan tugas lainnya di perguruan tinggi. Memerdekakan kegiatan riset inilah yang disebutnya sebagai pekerjaan rumah (PR) di perguruan tinggi.
"Sebenarnya kita banyak PR dalam memerdekan universitas untuk bisa meningkatkan minat dan bakatnya peneliti untuk bisa fokus di masing-masing areanya," tutup Nadiem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
