Temuan 24 whole genome sequence tersebut berasal dari beragam lembaga. Empat berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dua dari kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad) dan Laboratoium Kesehatan Jabar, 10 dari Lembaga Eijkman, dan enam dari Universitas Airlangga (Unair).
"Dari 24 whole genome sequence, bisa kami sampaikan sembilan mengandung mutasi D614G. Dua dari Surabaya, tiga dari Jogja (Yogyakarta), satu dari Tangerang dan Jakarta dan dua dari Bandung, jadi ada sembilan dari 24 yang sudah di submit," kata Bambang dalam konferensi virtual di BNPB, Rabu 2 September 2020.
Baca juga: Eijkman: Mutasi Virus Korona D614G Sudah Berkembang Sejak Januari
Bambang menjelaskan, jika virus korona sendiri sebanyak 78 persennya memang telah bermutasi. Dan mutasinya tersebar di seluruh belahan dunia.
Angka 78 persen itu didapatkan dari data yang dimiliki oleh Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). GISAID merupakan bank data yang menampung berbagai informasi virus dan influenza.
"Pada dasarnya sekitar 78 persen mengandung mutasi D614G, jadi itu sudah mendominasi virus SARS-CoV-2 (korona) itu sendiri," jelasnya.
Kata Bambang, Indonesia sudah menyampaikan sekitar 34 whole genome sequence (jumlah rangkaian DNA yang terkena virus) dari genome SARS-CoV-2. Dari jumlah tersebut hanya 24 yang dianalisa lebih lanjut, karena dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genome sequence.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
