“Untuk bisa masuk pasar, kadang-kadang inovasi tersebut membutuhkan riset tambahan yang membutuhkan biaya dan sumber daya tambahan. Jika Pemerintah bisa memberikan jaminan risiko (asuransi) dengan memberikan bantuan riset tambahan tersebut tentunya akan sangat bagus," ungkap Rektor IPB University ini, dalam Webinar bertajuk “How to Build Sustainable Collaboration between University and Industry", Kamis, 15 Oktober 2020.
Asuransi inovasi ini nantinya akan menjadikan dunia industri merasa aman, karena ada jaminan bahwa inovasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi itu akan masuk dan menguntungkan pasar. Selain munculnya gagasan asuransi inovasi, Arif juga menyampaikan tujuh strategi lainnya untuk pengembangan inovasi dan kerja sama industri.
Baca juga: Mengenal Dua Desain Platform Vaksin Merah Putih
Pertama, perlunya sinergi program kerja sama riset dan inovasi antarlembaga riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dunia usaha. Kedua, implementasi teknologi baru melalui pilot plant.
Ketiga, perlunya insentif bagi industri yang Litbang (penelitian dan pengembangan)-nya bekerja sama dengan perguruan tinggi, seperti tax deduction. Keempat, pemberian insentif kepada unit litbang (research and development) dan peneliti yang produknya komersial di industri.
Kelima, perlunya audit teknologi yang dinilai tidak laik untuk industri. Keenam, perlunya mendorong pusat-pusat inovasi pada wilayah pusat pertumbuhan industri.
Ketujuh, perlu membentuk forum mediasi antara perguruan tinggi dan industri. Untuk memediasi konflik perguruan tinggi dan industri.
Kedelapan, pembentukan Science Techno Park di daerah. "Ini untuk mendorong pengembangan teknologi dan inovasi di setiap daerah," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News