Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah. Dok Medcom.id
Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah. Dok Medcom.id

Mengulik Jalan Panjang BRIN Meneliti DBD di Indonesia

Ilham Pratama Putra • 16 November 2021 09:03

Prestasi tersebut, tak lepas dari jurnal-jurnalnya yang juga telah dipublikasi secara global. Kemudian jurnal-jurnal itu pula yang menjadi dasar peneliti lain terkait DBD.
 
"Penelitian yang kami lakukan kan penelitian dasar ya. penelitian dasar yang memberikan data-data dasar suatu penyakit. Dalam hal ini dengue. Data-data dasar itu diantaranya sebaran virus dengue, tingkat imunitas populasi, hingga jenis-jenis virusnya. Penelitian itu nantinya bisa digunakan oleh berbagai stakholder," terang dia.
 
Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan Tedjo harus dilirik dan menjadi bahan pertimbangan para pemangku kepentingan satu negara di tingkat pusat maupun daerah. Data dasar yang dimilikinya dapat menentukan apakah satu daerah memerlukan vaksin DBD atau sekadar memetakan ancaman kesehatan masyarakat di satu wilayah.

Tedjo mengatakan, pemberian vaksin tidak akan berguna, kalau tidak ada data serotipos (varian) virus. Apakah efikasinya akan bagus atau tidak, kata dia, memang harus melihat data-data dasar. 
 
"Di Indonesia ada empat serotipos virus dengue. Nah kalau terkonfirmasi secara ilmiah ya mereka akan confident juga, bahwa (vaksin) akan berguna. Percuma kalau menerapkan vaksin jika tidak ada penyakitnya, (vaksin) itu kan jadinya tidak akan berguna juga," lanjut Tedjo.
 
Peneliti Senior Pusat Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Tedjo Sasmono.
Peneliti Senior Pusat Riset Biologi Molekular (PRBM) Eijkman Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Tedjo Sasmono. (Dok Pribadi).
 
Kemudian, data dasar juga diperlukan untuk memetakan sebaran virus. Misalnya, langkah-langkah apa yang dapat dilakukan jika satu daerah telah terjadi Kondisi Luar Biasa (KLB) akibat dengue.
 
"Kita bisa tahu, virus dengue ini (yang menyerang satu wilayah) seperti apa. Bisa kita lacak apakah nanti di daerah lain akan juga berpotensi terjadi KLB atau tidak. Kalau tak ada datanya, kan kita tidak tahu nanti potensi penyebarannya seperti apa. Kalau sudah tahu (serotipos virusnya seperti apa) berarti stakeholder bisa mengingatkan masyarakat," sambung Tedjo.
 
Baca: Peneliti Indonesia Masuk 10 Ilmuwan Berpengaruh Dunia, Nadiem: Sebuah Kehormatan
 
Tedjo menekankan, penelitian dasar tak boleh dipandang sebelah mata. Entah itu soal pemetaan, keputusan vaksinasi ataupun hilirisasi obat. Dia pun berharap penelitian DBD oleh anak bangsa bisa menjadi pioneer penanganan DBD secara global.
 
"Penelitian kami akan terus berjalan. Jadi semoga ini menjadi kontribusi kita bersama, untuk bisa menurunkan angka kesakitan dengue. Bukan membasmi, bukan menghilangkan. Karena sepertinya tidak akan hilang DBD dari muka bumi, selagi masih ada nyamuk. Jadi menurunkan jumlah kasus dengue, menurunkan keparahan penyakit, dan menihilkan kematian dari dengue adalah tujuan kami," bebernya.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan