Ini mendorong dia mencermati faktor-faktor pembiayaan infrastruktur jalan tol.
Hal itu dituangkan dalam disertasinya pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Sekolah Interdisiplin Manajemen Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Fauzan menjelaskan keterbatasan jumlah infrastruktur menjadi salah satu kendala utama dunia bisnis di Indonesia.
Namun, dalam pembangunan infrastruktur tersebut tetap muncul berbagai permasalahan yang tidak sesuai perencanaan. “Meskipun dengan perencanaan dana infrastruktur yang masif, permasalahan pembiayaan tetap bisa terjadi,” kata Fauzan dalam keterangan tertulis, Selasa, 20 Februari 2024.
Direktur Human Capital dan Legal di PT Hutama Karya (Persero) itu memfokuskan pembiayaan proyek infrastruktur jalan tol di Indonesia dalam penyampaian disertasinya. Selama ini, pembiayaan jalan tol di Indonesia masih sangat bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal itu mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencari dana dengan meningkatkan jumlah utang. Oleh karena itu, efektivitas dan efisiensi pembiayaan merupakan hal krusial dalam setiap proyek pembangunan.
Lulusan Teknik Sipil ITS ini melakukan penelitiannya dengan teknik survei kepada responden berpengalaman minimal 10 tahun di bidang infrastruktur jalan di Indonesia. Dengan jumlah 269 responden, Fauzan memberikan kuesioner tentang sembilan Critical Success Factor (CSF) yang memengaruhi keberhasilan pembiayaan jalan tol di Indonesia.
“Sembilan CSF tersebut dipilih melalui hasil penelitian dari para pengkaji CSF sebelumnya,” papar Fauzan.
Fauzan menuturkan dari sembilan CSF dalam penelitian ini, terdapat tujuh CSF yang memengaruhi keberhasilan implementasi pembiayaan infrastruktur jalan tol di Indonesia. Adapun dari tujuh CSF tersebut terdapat tiga CSF yang sangat memengaruhi pembiayaan infrastruktur jalan tol di Indonesia.
Ketiga CSF tersebut meliputi Risk Analysis Allocation (RAA), Investment Analysis (IA), dan Debt Payment Mechanism (DPM). Dalam menilai CSF tersebut, Fauzan menggunakan indikator-indikator penilaian untuk setiap CSF yang diteliti.
Selain itu, Fauzan juga menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan smart Partial Least Square (PLS) guna menguji hubungan antar-CSF yang diteliti. Sebagai contoh, CSF RAA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kesuksesan Pembiayaan Infrastruktur (KPI).
Dengan tingkat signifikansi 0,008, hal itu menunjukkan semakin efektif RAA, semakin tinggi kesuksesan pembiayaan. Hal itu disebabkan RAA meliputi evaluasi dan alokasi risiko, termasuk risiko politik, lokasi, konstruksi, penyelesaian dan operasional.
Mantan Direktur Utama PT Hutama Karya Realtindo ini menekankan dalam menjalankan program pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan perencanaannya. Dengan begitu, hasil infrastruktur dapat dinikmati dengan nyaman oleh segala unsur, mulai dari masyarakat, pemerintah, dan swasta.
Sektor infrastruktur, khususnya jalan tol, sangat memengaruhi dinamika ekonomi. “Semoga penelitian ini dapat membantu pembuat kebijakan dan praktisi jalan tol ke depannya,” harap Fauzan.
Baca juga: Profesor ITS Dorong Pengoptimalan Batubara Pengganti Bahan Bakar Minyak |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News