Ilustrasi salat. Medcom
Ilustrasi salat. Medcom

4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Medcom • 06 Maret 2023 17:43
Jakarta: Agama Islam di Indonesia sampai saat ini mengalami perkembangan yang begitu pesat. Terlebih, penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam.
 
Namun, apakah Sobat Medcom mengetahui proses masuknya Islam ke Indonesia? Berikut empat teori yang berkembang menurut ahli.
 
Keempat teori ini saling mengemukakan perspektif waktu masuknya Islam, asal negara hingga penyebar atau pembawa Islam ke Nusantara. Yuk, simak teori-teorinya di bawah ini mengutip belajar.kemdikbud.go.id:

1. Teori Arab (Mekah)

Teori ini menyebut Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab (Mekah) pada masa kekhalifahan. Teori ini didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka atau Abdul Malik Karim Amrullah.

Menurut Buya Hamka, Islam sudah menyebar di Nusantara sejak abad 7 M. Hamka dalam bukunya berjudul Sejarah Umat Islam (1997) menjelaskan salah satu bukti yang menunjukkan Islam masuk ke Nusantara dari orang-orang Arab. Teori dan bukti yang dipaparkan Hamka tersebut didukung oleh T.W. Arnold yang menyatakan kaum saudagar dari Arab cukup dominan dalam aktivitas perdagangan ke wilayah Nusantara.

2. Teori India (Gujarat)

Teori India atau teori Gujarat menyebutkan agama Islam masuk ke Indonesia melalui pedagang dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada abad ke-13. Saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka kemudian menjalin relasi dengan orang-orang di wilayah barat di Indonesia, setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai.
 
Selain itu, teori ini juga diperkuat dengan penemuan makam Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh pada 1297 yang bercorak Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. Hurgronje dan J. Pijnapel.

3. Teori Persia (Iran)

Teori yang menyatakan asal mula Islam masuk ke Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara Iran) didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Abdurrahman Misno dalam Reception Through Selection-Modification: Antropologi Hukum Islam di Indonesia (2016) menuliskan, Djajadiningrat berpendapat tradisi dan kebudayaan Islam di Indonesia memiliki persamaan dengan Persia.
 
Salah satu contohnya, seni kaligrafi yang terpahat pada batu-batu nisan bercorak Islam di Nusantara. Adapula budaya Tabot di Bengkulu dan Tabuik di Sumatra Barat yang serupa dengan ritual di Persia setiap tanggal 10 Muharam.
 
Namun, seperti yang kita ketahui, aliran Islam di Persia merupakan aliran Islam Syiah sedangkan aliran Islam yang berkembang di Indonesia adalah aliran Sunni. Sehingga teori Persia ini dianggap kurang relevan dengan fakta yang ada.

4. Teori Tiongkok

Ajaran Islam berkembang di Tiongkok pada masa Dinasti Tang (618-905 M) dibawa oleh panglima muslim dari kekhalifahan di Madinah semasa era Khalifah Ustman bin Affan, yakni Saad bin Abi Waqqash. Kanton pernah menjadi pusatnya pendakwah muslim dari Tiongkok.
 
Jean A. Berlie (2004) dalam buku Islam in China menyebut relasi pertama antara orang-orang Islam dari Arab dengan bangsa Tiongkok terjadi pada 713 M. Diyakini, Islam memasuki Nusantara bersamaan migrasi orang-orang Tiongkok ke Asia Tenggara.
 
Mereka memasuki wilayah Sumatra bagian selatan, Palembang, pada 879 atau abad ke-9 M. Bukti lain adalah banyak pendakwah Islam keturunan Tiongkok yang punya pengaruh besar di Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, seiring dengan keruntuhan Kemaharajaan Majapahit pada perjalanan abad ke-13 M. Sebagian dari mereka disebut Wali Songo.
 
Sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti:
  1. Penemuan sebuah batu di Leran. Diketahui, batu tersebut menggunakan huruf dan bahasa Arab dalam penulisannya. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah (1028)
  2. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat pada 419. Jerat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan Arab
  3. Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatra Utara yang meninggal pada bulan Ramadan 676 M atau 1297 M

Saluran penyebaran Islam

Dilansir dari siap-sekolah.com, terdapat enam saluran penyebaran Islam di Indonesia, yakni:

1. Perdagangan

Sejak abad ke-7 M, pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping perdagangan, pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.

2. Perkawinan

Pedagang Islam yang melakukan kegiatan perdagangan dalam waktu cukup lama. Keadaan ini dapat mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi atau dengan kaum bangsawan pribumi. Jalinan hubungan yang baik ini terkadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri kaum pribumi dengan para pedagang islam.

3. Politik

Pengaruh kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasinya agama islam, kepentingan politik dilakukan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah

4. Pendidikan

Ulama, guru-guru, ataupun kiai juga memiliki peranan cukup penting dalam penyebarkan agama dan budaya Islam. Mereka menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.

5. Kesenian

Saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukkan seni gamelan seperti yang terjadi di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksanakan dakwah-dakwah keagamaan. Disamping seni gamelan, terdapat juga satu seni yakni seni wayang. Melalui cerita-cerita wayang itu para ulama menyisipkan ajaran agama Islam.

6. Tasawuf

Ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakatnya. Ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, di antaranya ahli dalam menyembuhkan penyakit.
 
Penyebaran agama-agama islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, dalam pikiran, dan budaya masyarakat pada masa itu. Oleh karena itu, ajaran-ajaran Islam dapat mudah diterima masyarakat. Contoh ahli tasawuf antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.
 
Melalui keenam saluran di atas, Islam akhirnya dapat diterima baik di Indonesia. Agama dan budaya Islam terus berkembang pesat sejak sekitar abad ke 13 M. Beberapa alasannya seperti:
  1. Islam bersifat terbuka
  2. Penyebaran Islam dilakukan secara damai
  3. Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat
  4. Berbagai upacara dalam agama Islam dilakukan dengan sangat sederhana
  5. Kesejahteraan kehidupan masyarakat dengan adanya kewajiban zakat bagi yang memiliki kekayaan atau harta lebih
Nah, itulah sejarah masuknya Islam ke Indonesia berdasarkan teori-teorinya. Semoga semakin paham yaa. (Vania Liu Trixie)
 
Baca juga: Berapa Umur Anak Diwajibkan Puasa? Ini Hukumnya dalam Syariah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan