Baden Powell, foto: Britannica
Baden Powell, foto: Britannica

Dijuluki Bapak Pramuka Dunia, Ini Profil dan Perjalanan Hidup Baden Powell

Putri Purnama Sari • 03 April 2024 11:36
Jakarta: Sejarah pramuka di dunia seolah tak pernah lepas dari nama Baden Powell. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.
 
Bahkan, hari kelahiran Baden Powell pada 22 Februari pun diperingati sebagai Hari Pramuka Sedunia. Lantas, siapa sosok Baden Powell? Bagaimana perjalanan hidupnya hingga ia dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Sedunia? Simak informasinya di bawah ini ya!

Profil Baden Powell

Dijuluki Bapak Pramuka Dunia, Ini Profil dan Perjalanan Hidup Baden Powell
Baden Powell, foto: rakasmada.org
 
Dilansir dari laman rakasmada.org, Lord Robert Baden Powell atau yang memiliki nama asli Robert Stephenson Smyth Baden Powell adalah seorang pria kelahiran Paddington, London pada 22 Februari 1857.

Sejak kecil, Baden Powell sudah kehilangan sosok figur ayah dalam hidupnya, sehingga ia mendapat pendidikan watak dan segala aneka keterampilan dari ibu dan kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
 
Sejak kecil Baden Powell dikenal sebagai anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell juga pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
 
Baca juga: Pramuka Adalah: Pengertian, Tingkatan, Tujuan hingga Metodenya

Pendidikan dan Karier Baden Powell

Setelah lulus sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden Powel mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris.
 
Beliau sering ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, hingga memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
 
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Berbagai pengalaman itu kemudian ditulis dalam buku berjudul ‘Aids to Scouting’ pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi pemuda.
 
Baca juga: Nadiem Ubah Kebijakan, Pramuka Tak Lagi Wajib Diikuti Siswa

Melihat banyaknya pengguna buku ‘Aids to Scouting’, dan atas saran William Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan.
 
Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli – 2 Agustus 1907 Baden Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku ‘Scouting for Boys’ yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.
 
Pada tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan pendidikan kepramukaan.
 
Baca juga: Intip Sejarah Berdirinya Pramuka di Indonesia

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
 
Di tahun 1930-an Baden Powell mulai sakit-sakitan, hingga di tahun 1939 ia dan istrinya memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri.
 
Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan, termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun bidang lainnya.
 
Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub’s Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering to Success (1922), Scouting Round the World (1935).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan