"Untuk mengukur sebenarnya cukup sulit. Mengingat efektivitas juga terkendala dengan berbagai akses internet maupun teknologi," kata Nadia dalam Webinar CIPS Mengkaji Akses Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19, Jakarta, Jumat, 24 April 2020.
Nadia menjelaskan, metode pembelajaran jarak jauh yang paling banyak digunakan yakni teknologi dan internet. Namun, masih banyak yang belum bisa mengakses internet, terutama masyarakat kelas menengah bawah, terlebih di daerah terpencil.
"Perlu disadari ada kelompok siswa menengah ke bawah atau kurang mampu yang juga daerah terpencil yang tidak dapat menikmati PJJ secara optimal," ujarnya.
Ia juga menyebut ketidaksiapan siswa dan guru terhadap pembelajaran jarak jauh juga menjadi masalah. Pasalnya, perpindahan belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan matang.
"Pendidikan pembelajaran sekolah langsung dihentikan, dipindahkan ke online. Adanya ketidaksiapan guru dan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh," ujarnya.
Menurut Nadia, pemerintah juga tidak menekankan pada capaian pembelajaran seperti di situasi normal. Tetapi, justru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menikmati belajar dari rumah.
"Memang tidak diarahkan betul-betul mengikuti semua kurikulum di tahun ajaran tersebut. Jadi memang pada masa pandemi perlu dilakukan sebisa mungkin," ujarnya.
Baca: Perlu Kurikulum PJJ untuk Siswa Berkebutuhan Khusus
Nadia menyampaikan strategi pembelajaran jarak jauh harus menyesuaikan dengan karakteristik daerah dan kondisi sosial ekonomi siswa di sekolah yang bersangkutan. Ini membutuhkan inisiatif dari sekolah untuk menemukan media apa yang cocok dengan siswanya.
Pemerintah diminta mempertimbangkan media lain selain televisi dan internet untuk menunjang pembelajaran jarak jauh. Beberapa negara lain memanfaatkan pula stasiun radio dan layanan pos.
"Layanan pos itu mereka bekerjsama dan asistensi pemerintah mengirimkan hard copy modul, worksheet dari sekolah ke rumah siswa masing-masing karena tidak ada akses internet," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News