"Kegiatan pendataan ini berdasarkan kategori kerusakan rumah yang terdiri dari rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat," ujar Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansah dikutip dari Antara, Kamis, 3 Maret 2022.
Sebanyak empat perguruan tinggi dilibatkan dalam pendataan ini, yakni Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta, Universitas Negeri Padang, dan Institut Teknologi Padang. Total relawan mahasiswa dan koordinator dengan latar belakang teknik sipil dan arsitektur mencapai 106 orang.
Jarwansah menyebut mahasiswa dan koordinator dari universitas tersebut bertugas mulai 3 sampai 11 Maret 2022. Nantinya, pelaporan pendataan menggunakan aplikasi InaRISK yang dikembangkan BNPB.
Sehingga laporan berisi dokumentasi kondisi rumah, titik lokasi geografis, nomor kepala keluarga, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Pendataan rumah, kata dia, merupakan bagian dalam pengkajian kebutuhan pascabencana (jitupasna).
"Ini sebagai contoh bila ada kerusakan yang masif untuk pendataan rumah rusak dan dapat diterapkan di lokasi pascabencana lainnya," kata Jarwansah.
Dia menyebut gempa bumi di Pasaman dan Pasaman Barat mengakibatkan kondisi kerusakan rumah dan infrastruktur serta gangguan sosial budaya dan sosial ekonomi. Kegiatan pendataan diperlukan cepat agar perumusan kebutuhan dan penganggaran segera dilakukan pemerintah, pemerintah provinsi, dan kabupaten.
"BNPB terus berupaya melakukan optimalisasi untuk upaya penanganan darurat dan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di daerah terdampak gempa bumi M6,1 berdasarkan kebutuhan masyarakat," kata dia.
Baca: Gempa Pasaman, Rektor Sampaikan Hasil Asesmen Tim Pusat Studi Bencana Unand
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News