"Pilhannya dua untuk ITB. Mau berubah menjadikan SBM ITB sama dengan fakultas yang lain. Artinya semua biaya turun, kembalikan uang kami," kata perwakilan orang tua Pia Akbar Nasution dalam RDP Komisi X DPR RI, Senin, 21 Maret 2022.
Kedua, Rektorat ITB menjadikan seluruh fakultas yang ada sama seperti SBM ITB. Artinya, dari segi biaya, level, kualitas pendidikan disetarakan.
Pia menyebut tawaran ini diberikan lantaran tak ada keadilan bagi mahasiswa SBM ITB yang telah membayar mahal. Namun, tak selaras dengan kualitas pendidikan yang diberikan.
Orang tua menyayangkan Rektorat ITB menurunkan anggaran pendidikan. Padahal, dana pendidikan yang masuk ke SBM ITB jauh lebih tinggi.
"Yang kami tuntut adalah keadilan, kami membayar sesuai apa yang dijanjikan ketika mendaftar, tapi banyak yang tidak terpenuhi. Padahal kita memasukkan anak ke SBM ITB karena program dan kualitas yang ada," tutur dia.
Pia menegaskan orang tua mahasiswa tidak antiperubahan. Namun, perubahan yang membawa kerugian disebut tak layak dijalankan.
"Apalagi ini tidak pernah disampaikan ketika kami mendaftar. Jadi, tidak fair jika saat ini kami menanggung akibatnya," tegas dia.
Ribut-ribu di SBM ITB bermula dari sejumlah kebijakan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah. Salah satunya, pencabutan swakelola SBM ITB.
Pencabutan itu berbuntut pada pengurangan anggaran pendidikan untuk SBM ITB. Akibatnya, SBM ITB mesti mengurangi sejumlah kegiatan yang sebelumnya dijalankan.
Baca: DPR Bakal Panggil Rektor ITB Terkait Polemik SBM
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
