“Awalnya saya berpikir hanya ingin memesan 3-5 paket pempek. Namun, jika dipikir kembali, akan lebih berat di ongkos kirim ke Jerman jika saya hanya mengirim dalam jumlah yang sedikit,” beber Aufa.
Aufa memutuskan menjadi reseller. Untuk pengiriman ke Jerman, dia menggunakan jasa titip bagasi pada orang Indonesia yang hendak berangkat ke Jerman.
Dia menyebut pada order pertama, Aufa memesan 20 paket yang terdiri dari pempek dan otak-otak ikan tenggiri. Awalnya, tidak ada harapan lebih atas rencana berdagang pempek di Jerman.
Ternyata di luar dugaan, 20 paket pempek dan otak-otak tidak sampai satu minggu sudah habis terjual. Antusiasme pempek sangat tinggi, termasuk rasa rindu perantau Indonesia yang sedang di Jerman.
Akhirnya, Aufa memesan kembali pempek dari UMKM yang sama hingga kini sudah hampir 60 paket pempek terjual. Uniknya, pembeli tidak hanya dari orang Indonesia yang sedang merantau di Jerman.
Namun, juga ada salah satunya orang Austria. Aufa bercerita berapa pun ongkos kirim dari Jerman ke Austria akan dibayarnya demi merasakan nikmatnya makanan pempek yang dibuat langsung dari Indonesia.
Ternyata, customer Austria ini pernah ke Indonesia dan sangat menyukai kuliner nusantara termasuk pempek, yang menurutnya cita rasa kuliner Indonesia sangat luar biasa. Dia juga sangat ingin kembali mengunjungi Indonesia.
Pengalaman menjual pempek di Jerman tak kalah berharga bagi Aufa yang belajar banyak hal baru. Termasuk, prosedur mengirim barang antar kota di Jerman bahkan hingga antar negara.