Dia mengatakan pembangunan Sekolah Unggulan Garuda tidak didasarkan atas kajian mendalam serta data atau peta data pendidikan di Indonesia. Tuti menilai program Sekolah Unggulan Garuda sangatlah ambisius dan prestisius.
Hal ini dikarenakan pembangunannya direncanakan pada daerah pedesaan atau pelosok. Menurutnya, alih-alih membangun sekolah baru berkualitas, pemerintah seharusnya meningkatkan kualitas sekolah yang sudah ada dan melakukan pemerataan pendidikan di semua jenjang sekolah.
“Menurut saya, ada hal-hal yang harus dicermati dari pernyataan menteri dan wamendiktisaintek, karena ada kecenderungan argumentasi mereka tidak konsisten dan bahkan kontradiktif. Urusan membangun SMA bukan kewenangan Kemendiktisaintek tetapi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, karena SMA adalah ranahnya kementerian tersebut,” kata Tuti dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 21 Januari 2025.
Baca juga: JPPI Ingatkan, Jangan Sampai SMA Unggulan Garuda Senasib dengan RSBI |
Tuti menyampaikan fokus SMA Unggulan Garuda pada materi Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) bukan ilmu sosial yang dapat menyebabkan turunnya jiwa sosial siswa. Menurutnya, pernyataan itu tidak konsisten dengan yang disampaikan oleh wamendiktisaintek terkait tujuan membangun sekolah unggulan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap masalah lokal.
“Ini sangat tidak masuk akal jika tidak memasukkan muatan-muatan ilmu sosial. Bagaimana siswa dapat memiliki kepekaan terhadap persoalan lokal di wilayah tempat mereka belajar, jika tidak diasah pengetahuannya tentang masalah-masalah sosial, budaya, dan politik. Tentunya semakin lama jiwa sosial siswa akan semakin menurun,” tutur dia.
Hal ini semakin didukung dengan adanya label unggulan yang secara tidak langsung mengatakan siswa yang diterima hanya yang unggul saja. Sehingga, kesan eksklusif lebih terasa yang akan membawa masalah baru bagi pendidikan di Indonesia yaitu munculnya kesenjangan, diskriminasi serta ketimpangan sosial.
Tuti menyebut apabila tujuannya menyiapkan siswa berkuliah di universitas top, pemerintah cukup mencari siswa yang mampu lalu diberikan bimbingan. Selain itu, ketimbang membangun sekolah baru akan lebih baik meningkatkan kualitas sekolah yang sudah ada.
"Program bridging bagi siswa SMA juga dapat dilakukan untuk mempersiapkan mereka masuk ke universitas top,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id