Dedikasi dan kontribusinya bagi bangsa Indonesia tidak boleh dilupakan. Yuk kenalan lebih jauh dengan Maria Walanda Maramis dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
Maria Josephine Catherine Maramis merupakan seorang pahlawan nasional dan tokoh utama dalam pergerakan perempuan di Indonesia. Dia dilahirkan pada 1 Desember 1872.
Saat berusia 18 tahun, Maria menikah dengan Jozef Frederik Calusung Walanda, seorang guru lulusan Sekolah Pendidikan Guru di Ambon. Sejak menikah, Maria mulai dikenal dengan Maria Walanda Maramis.
Walanda Maramis terlibat dalam pergerakan politik di Hindia Belanda pada masanya. Ia menjadi anggota dari Indische Partij, sebuah partai politik yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Peran aktifnya dalam politik membuka jalan bagi perempuan lain untuk terlibat dalam dunia politik. Salah satunya, perubahan dalam Pemilihan Minahasa Raad yang awalnya mensyaratkan peserta merupakan orang dewasa, tinggal di Minahasa, membayar pajak minimal f.12, dan berjenis kelamin laki-laki.
Maria memprotes aturan tersebut dengan menyuarakan agar perempuan juga diizinkan berpartisipasi dalam pemilihan tersebut. Awalnya, protesnya ditujukan kepada Residen Manado, Logeman, namun ditolak.
Dia kemudian mengirimkan protes melalui surat kepada Pemerintah Pusat di Batavia. Pada awal 1921, Pemerintah Hindia Belanda mengabulkan permintaan Maria, sehingga perempuan diizinkan untuk ikut serta dalam pemilihan Minahasa Raad.
Setelah keputusan ini diambil, diskusi dilakukan kembali di Manado. Maria kembali mengajukan protes, kali ini menyerukan agar perempuan tidak hanya diizinkan berpartisipasi dalam pemilihan Minahasa Raad, tetapi juga dalam semua tingkatan pemerintahan, mulai dari terendah hingga Volksraad di Batavia.
Walanda Maramis adalah pendukung utama hak-hak perempuan di Indonesia. Ia menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan serta kesetaraan gender dalam masyarakat.
Kontribusinya dalam gerakan perempuan memberikan dorongan besar bagi gerakan emansipasi wanita di Indonesia. Selain aktif di ranah politik, Walanda Maramis juga menulis artikel-artikel yang mengkritik kolonialisme Belanda dan menyoroti isu-isu sosial di masyarakat.
Tulisannya menjadi sumber inspirasi bagi banyak masyarakat dalam memperjuangkan keadilan sosial dan politik. Hingga saat ini, setiap tanggal 1 Desember, masyarakat di tanah Minahasa merayakan Hari Ibu Maria Walanda Maramis.
Dia dikenal sebagai sosok perempuan luar biasa, pemberani, dan pionir dalam melanggar norma-norma tradisional. Maria Walanda Maramis adalah tokoh yang gigih memperjuangkan hak-hak asasi dan emansipasi perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan politik.
Sebagai penghormatan atas kontribusinya, dibuat patung Maria Walanda Maramis di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, Kota Manado. Maria Walanda Maramis juga dianugerahi gelar Pahlawan Pergerakan Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan Keputusan Presiden No. 12/TK/1969 pada 20 Mei 1969.
Baca juga: Profil Ratu Kalinyamat, Sosok yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id