Hari itu, ada pertemuan Pos Gizi DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting)/PGD. Sasarannya, 10 anak risiko stunting dan satu ibu hamil.
Maria, relawan PGD, memimpin ibu-ibu yang merupakan orang tua dengan anak risiko stunting, memasak makanan tambahan untuk anak mereka.
Di PGD, anak mendapat makanan tambahan untuk menaikkan berat badan. Terdapat empat makanan tambahan yang diberikan bergantian setiap pertemuan, yakni Kroket Kentang Hati Ayam, Martabak Telur Isi Sayuran, Bola Ayam Tahu Kelor, dan Gadon Ayam.
Makanan ini memiliki nilai gizi mulai dari Kalori, Protein, Vitamin A, Vitamin C, Zat Besi, dan Seng. Nilai gizi dalam setiap makanan tambahan ini telah dihitung untuk kecukupan anak risiko stunting.
Kroket Kentang Hati Ayam misalnya, memiliki kalori 647,91 Kal; Protein 28,49 gram; Vitamin A 3496 RAE; Vitamin C 59,80 Mg; Zat Besi 8,07 Mg; dan Seng 3,05 Mg.

Relawan dan ibu peserta PGD memasak makanan tambahan. Medcom.id/Renatha Swasty
Untuk membuat Kroket Kentang Hati Ayam, dibutuhkan bahan-bahan antara lain daging ayam, hati ayam, wortel, labu siam, tempe, dan kentang. Sementara itu bumbunya, bawang merah, bawang putih, daun salam, jahe, serta kunyit. Lainnya tepung terigu, tepung panir, dan minyak goreng untuk menggoreng.
Cara pembuatannya juga cukup mudah hanya dengan merebus seluruh bahan. Setelah matang, tinggal ditumbuk atau blender lalu dibentuk ukuran kecil-kecil lalu digoreng dan siap disajikan.
"Menu ini yang paling disukai anak-anak," ungkap Maria.
Benar saja, setelah masakan matang sekitar pukul 10.30 waktu setempat, anak-anak langsung melahapnya. Ruangan yang tadinya penuh celoteh anak-anak, mendadak sunyi karena mereka sibuk makan.
Sebelum terjun sebagai relawan PGD, selama tiga hari Maria mendapat pelatihan memasak empat menu makanan tambahan. Temasuk, edukasi mulai dari perilaku kebersihan, perilaku pemberian makan, perilaku pengasuhan anak, hingga perilaku pelayanan kesehatan.
Setelah bertugas di PGD, Maria mentransfer ilmu yang dia dapat kepada ibu-ibu peserta. Tak cuma cara memasak, tetapi juga edukasi kepada orang tua.
Di desa itu, Maria tak sendiri tapi ada dua relawan PGD lain, yakni Efa dan Apin. Ketiganya bergantian menjadi tim masak atau tim memberikan edukasi.

Relawan PGD, Maria. Medcom.id/Renatha Swasty
Maria mengatakan menu-menu makanan tambahan yang ada sangat mudah dibuat. Bahkan, sudah ada orang tua yang mempraktikkan di rumah, tapi masih belum banyak.
"Ada yang bilang enggak punya choppper. Padahal enggak harus punya chopper. Daging ayamnya bisa dicincang aja," ujar dia.
Menu tambahan yang ada juga murah apabila disiapkan sendiri di rumah. Harganya untuk sekali makan sebesar Rp10-15 ribu.
Ke depan, Maria berharap makin banyak ibu-ibu peserta PGD yang memasakkan menu tambahan ini di rumah untuk anak mereka. Selain murah dan bergizi, terpenting menu tambahan ini dapat mencegah stunting.
Pos Gizi DAHSAT merupakan salah satu intervensi utama dalam program PASTI (Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia). Progam PASTI merupakan program kemitraan antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dengan Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI).
Wilayah dampingan di Kalimantan Barat terdiri atas Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Kubur Raya. Di Kabupaten Bengkayang, pendampingan terdiri dari 31 desa dan kelurahan di 3 kecamatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id