"Penjatahan kuota SNMPTN memang seharusnya tidak berdasarkan level akreditasi sekolah. Tapi sekolah yang lulusannya menunjukkan konsistensi prestasi akademik di PTN, layak untuk ditambah kuotanya," kata Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina, Mohammad Abduhzen, kepada Medcom.id, di Jakarta, Kamis, 31 januari 2019.
Untuk itu, prestasi mahasiswa dan asal sekolah perlu didata dan dipelajari sebagai dasar untuk menambah atau mengurangi kuota siswa di seleksi masuk PTN jalur undangan tersebut. Sistem rekam jejak itu, kata Abduhzen, pernah diterapkan oleh IPB University pada masa kepemimpinan Andi Hakim Nasution," sebut Ketua Penelitian dan Pengembangan (litbang) Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) ini.
Di sisi lain, kata Abduhzen, Pemerintah memiliki pekerjaan rumah besar untuk memperkecil kesenjangan dan terlalu beragamnya kualitas sekolah di Indonesia. Level akreditasi (A,B, dan C) dapat menjadi instrumen untuk segera meningkatkan mutu sekolah yang masih rendah.
Baca: Mendikbud Minta Hapus Ketentuan Akreditasi di SNMPTN
Pengelompokan akreditasi, pada prinsipnya mempermudah pemerintah dalam mengetahui sekolah mana yang mesti dibina. "Sekolah yang baik itu kan ada levelnya. Kadang-kadang level itu nggak berdekatan antara A dan B. Maka perjenjangan itu sangat diperlukan," kata Abduhzen.
Memang akreditasi ini menimbulkan kesenjangan pada sekolah negeri. Namun setidaknya masyarakat bisa mendapatkan informasi ke sekolah terbaik mana untuk anaknya, sembari pemerintah memenuhi janjinya untuk memeratakan kualitas sekolah di seluruh Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengusulkan agar penetapan kuota siswa yang mendaftar SNMPTN berdasarkan level akreditasi sekolah untuk dihapuskan. Muhadjir mengusulkan, agar sistem penjatahan kuota diganti dengan pengelompokan sekolah akreditasi dan nonakreditasi. Menurutnya setiap siswa berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama, dari manapun asal sekolahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News